Di sisi lain, manajemen Total telah melaporkan perkembangan terbaru proses transisi Blok Mahakam kepada Luhut, Rabu ini. Rencananya, Total akan mulai mengebor sumur di Blok Mahakam pada Maret mendatang sebanyak enam sumur dengan biayanya sendiri. Enam sumur ini masuk dalam target 25 sumur yang akan dibor tahun ini. Dari jumlah tersebut, Total memang hanya membiayai pengeboran enam sumur, dan sisanya oleh Pertamina. Pertamina juga sudah menyiapkan dana sebesar US$ 180 juta atau sekitar Rp 2,34 triliun untuk mengebor 19 sumur. Pengeborannya direncanakan pada kuartal II tahun ini.
Sedangkan investasi Total di Blok Mahakam tahun ini hanya mencapai US$ 900 juta, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar US$ 1,1 miliar. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan investasi Pertamina Hulu Mahakam (PHM). (Baca: Pertamina Sedia Rp 20 Triliun Mengebor 19 Sumur Blok Mahakam).Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Total di Blok Mahakam tahun ini, produksi gas ditargetkan mencapai 1,43 miliar kaki kubik (bcf). Angka ini lebih rendah dari realisasi produksi tahun lalu sebesar sebesar 1,64 bcf.
Sedangkan untuk produksi kondensat, Total menargetkan sebesar 53 ribu barel per hari (bph). Jumlah ini juga lebih rendah dari realisasi produksi kondensat tahun lalu sebesar 64 ribu bph.
Total E&P Indonesia (TEPI) masih belum memutuskan mengenai pembelian hak kelola Blok Mahakam setelah kontraknya berakhir pada 31 Desember 2017. Alasannya, saat ini perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Prancis tersebut masih fokus menyelesaikan proses transisi Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) sebagai kontraktor baru.
President & General Manager Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan, pihaknya memprioritaskan proses transisi berjalan lancar supaya produksi Blok Mahakam tidak turun setelah dikelola oleh Pertamina. “Baru nanti kami masuk diskusi soal hak kelola dengan Pertamina," kata dia usai menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Rabu (1/2).Meski 100 persen hak kelola Blok Mahakam setelah kontrak berakhir diserahkan pemerintah kepada Pertamina, Total dan Inpex sebagai pengelola lama tetap berkesempatan membeli maksimal 30 persen hak kelolanya. Jadi, menurut Novi seharusnya masing-masing kontraktor mendapat jatah hak kelola 15 persen.
Temui Luhut, Bos Total E&P Laporkan Update Blok Mahakam | PT Bestprofit Futures Jambi
"Kita menyampaikan soal update saja. Tentang transisi yang mau jalan dengan Pertamina itu, kita sudah mulai drilling (pengeboran) segalanya," kata Noviyanto di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (1/2/2016).Menurut Noviyanto, update mengenai progres transisi operasi Blok Mahakam juga dalam rangka menjaga produksi migas di blok tersebut agar tidak anjlok.
Produksi gas (inlet) pada 2016 mencapai rata-rata 1,64 BCFD dan 64.000 BOD likuid (minyak dan kondensat).Dalam masa transisi, direncanakan akan ada 25 sumur yang dibor untuk tetap menjaga produksi Blok Mahakam. Noviyanto menyebutkan, proses pengeboran akan dilakukan mulai Maret 2017. Dari 25 sumur tersebut, biaya investasi untuk 19 sumur di antaranya berasal dari Pertamina.
"Nanti bulan Maret yang 6 sumur, 6 sumur itu kita (yang investasi), setelah itu kan 19 sumur dengan Pertamina, jadi enggak ada yang baru sih, hanya meng-update progres," jelasnya.Masa transisi operasi akan berakhir pada 31 Desember 2017. Pertamina telah menawarkan 30% Participating Interest (Hak Partisipasi) kepada Total dan Inpex apabila keduanya ingin tetap ikut serta di Blok Mahakam.
Tapi Total dan Inpex belum memutuskan apakah akan membeli hak pengelolaan yang ditawarkan Pertamina. "Belum, itu masih belum, kan saya selalu sampaikan, kita prioritas transisi ini jalan lancar baru kita masuk diskusi ke situ. Kita belum bicara aja," tandasnya.
Presiden Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto bersama Hardy Pramono telah menemui Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Tiba pada pukul 10.00 WIB, kedua petinggi perusahaan migas asal Perancis ini melakukan pertemuan dengan Luhut selama kurang lebih satu jam.Noviyanto mengatakan, pertemuannya dengan Luhut membahas soal progres masa transisi operasi Blok
Mahakam dari Total E&P ke PT Pertamina Hulu Mahakam. Seperti diketahui, kontrak Total di Mahakam berakhir pada 31 Desember 2017. Mulai 1 Januari 2018, Pertamina yang menjadi operator baru Blok Mahakam.
Bos Total Sambangi Kantor Luhut, Ini yang Dibahas | PT Bestprofit Futures Equity
Dia pun menyampaikan, hingga saat ini perusahaan belum melakukan kegiatan pengeboran sumur baru di blok minyak dan gas bumi tersebut. Sejauh ini, pihaknya hanya meningkatkan dan menyampaikan progres enam sumur proyek yang dibiayai oleh Total E&P dan 19 sumur yang dibiayai oleh Pertamina kepada Luhut.
"Untuk enam sumur itu Maret tahun ini, kemudian yang 19 sumur (kuartal II 2017)," ujarnya.
Saat ini, baginya yang terpenting adalah menjaga transisi kelola blok Mahakam dari Total E&P ke Pertamina, agar produksi Mahakam tidak anjlok.
Pejabat perusahaan Total E&P Indonesie menyambangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pagi ini. Ada beberapa hal yang dibahas oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, salah satunya mengenai pengelolaan Blok Mahakam.
"Kita mau menyampaikan soal update tentang transisi yang mau jalan dengan Pertamina itu di (blok Mahakam), kita sudah mulai drilling segalanya," ucap President dan General Manager Total E&P Indonesie, Arividya Noviyanto di Jakarta pada Rabu, 1 Februari 2017.
Bestprofit