Sementara Kementan melakukan penghitungan harga di tingkat petani, Tjahja melanjutkan, pihaknya menentukan harga ritel. Maksudnya, harga yang sesuai di tingkat konsumen."Itu akan terjadi penyesuaian nantianya krn TTi ini kan langsung ke konsumen," katanya.Upaya stabilisasi harga yang dilakukan baik Kementan maupun Kemendag perlu segera dilakukan, mengingat dalam hitungan bulan akan memeasuki perayaan keagaamaan Idul Fitri. Seperti diketahui, pada saat Ramadhan dan menejlang Idul Fitri, harga pangan strategis mengalami lonjakan harga.
Berdasarkan pantauan Republika di TTI Center, beras dijual dengan harga Rp 8.000 per kg, bawang merah Rp 27 ribu per kg, cabai merah keriting Rp 35 ribu per kg, cabai rawit merah Rp 60 ribu per kg, bawang putih Rp 34 ribu per kg, daging sapi Rp 80 ribu per kg, daging kerbau Rp 65 ribu per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg dan minyak goreng Rp 12 ribu per liter. Di Jakarta, selain TTI Center, ada sebanyak 22 TTI yang tersebar di sekitar Jakarta Selatan (11 TTI), Jakarta Timur (6 TTI) dan Jakarta Barat (5 TTI).
Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan pemangkasan rantai pasok melalui salah satunya Toko Tani Indonesia (TTI). Tahun ini ditargetkan akan ada 1.000 TTI yang tersebar khusus di Jakarta Bogor Depok dan Tangerang (Jabodetabek)."640 sudah selesai," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan ke TTI Center, Pasar Minggu, Senin (6/2).
Saat ini fokus masih dilakukan di Jabodetabek karena menurut Amran, barometer ada di Jabodetabek. Menurutnya, jika masalah harga pangan di Jakarta telah dapat diatasi, maka masalah harga di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Makassar, Medan dan wilayah lainnya akan mengikuti.
Program yang digagas Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga baik di tingkat petani maupun di tingkat konsumen. Amran mengatakan, dengan adanya TTI telah memangkas 8 rantai distribusi menjadi hanya 3 rantai distribusi.Pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahja Widayanti mengatakan, TTI akan berdampak pada terjadinya standardisasi harga yang tidak merugikan petani maupun konsumen. Sebab pedagang tidak bisa menjual barang dagangannya dengan harga terlampau tinggi"Mereka akan melakukan penyesuaian harganya dengan TTI," ujar dia.
Warga Antre di Toko Tani, Beli Cabai Rawit Rp 60.000/Kg | PT Bestprofit Futures Malang
"Jangan sampai mereka menjual di luar rekomendasi kami. Ini yang kota buat perjanjian. Termasuk pada akses pada hasil. Ini kerja sama dengan kementerian lain yang produknya ada hasil peternakannya. Saat ini kita berusaha memendekkan rantai pasok. Sehingga saat hari besar, harga bisa stabil. Yang penting ada tokonya," tutur Spudnik.
Toko Tani Indonesia (TTI) Center yang berlokasi di Pasar Minggu, Ragunan, Jakarta Selatan, pagi ini ramai dikunjungi oleh pembeli.Berdasarkan pantauan detikFinance di lokasi, sejumlah pembeli ramai mengantre untuk membeli sejumlah kebutuhan pangan di TTI, khususnya cabai dan bawang.
Ada nampak sekira belasan hingga puluhan orang mengantre untuk mendapatkan harga cabai dan bawang yang murah.
"Di sini lebih murah soalnya dibanding pasar. Ini saya lagi mengantre beli cabai dan bawang. Biasanya setengah 8 sudah buka, tapi ini belum buka," ungkap seorang pembeli kepada detikFinance di lokasi, Jakarta, Senin (6/2/2016).Di TTI sendiri, harga komoditas pangan lebih murah dibanding harga pasaran. Seperti cabai rawit merah seharga Rp 60.000/kg, cabai merah keriting Rp 35.000/kg, serta bawang merah Rp 27.000/kg.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, menjelaskan, murahnya harga konoditas pangan di TTI dikarenakan ada pemotongan rantai pasokan yang lebih pendek."TTI ini upaya untuk memotong rantai pasok. Dari petani dan produsen langsung ke TTI. Itu keinginan dan garapan dari kita semua. Jadi memotong rantai pasok," kata dia.
Kementan Tambah Toko Tani Hingga 1.000 Unit di Jabodetabek | PT Bestprofit Futures Malang
"Kita mulai Jakarta. Tahun ini fokus 1.000 toko tani, karena Jakarta merupakan barometer di Indonesia. Kalau Jakarta bisa kita selesaikan, Insya Allah, Jawab Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Makassar dan Medan bisa ikut turun (harga pangannya)," tutur Amran.Amran menambahkan, Melalui kegiatan ini, Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) atau Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM) dan Toko Tani Indonesia diberdayakan untuk dapat menjalankan fungsi sebagai lembaga distribusi dalam suatu rantai distribusi yang lebih efisien, sehingga dapat mengurangi disparitas harga antara produsen dan konsumen.
"Tujuan kita adalah, bagaimana harga di tingkat petani, baik menguntungkan petani sehingga mereka tetap tanam setiap tahun setiap saat. Kemudian juga harga terjangkau oleh konsumen. Itu yang kita harapkan, itu target kita memotong rantai pasok. Kita memotong rantai pasok, dari 8 jadi 3 rantai," tutur Amran.
Mereka yang tinggal di Jabodetabek akan lebih mudah untuk mencari dan mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau. Pasalnya, tahun ini pemerintah akan menambah Toko Tani Indonesia di wilayah Jabodetabek hingga 1.000 unit.Saat ini sebanyak 640 TTI tersebar di wilayah Jabodetabek. "Kita akan menyiapkan 1.000 TTI untuk 2017 ini," ujar Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, usai blusukan di TTI Center, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2017).Amran mengatakan, TTI akan memberi keuntungan bagi para petani dan memberikan harga yang terjangkau untuk masyarakat. Selain itu, untuk tahap awal, Kementerian Pertanian (Kementan) akan mulai menambah TTI di wilayah Jakarta.
Best profit