Penumpang Bisa Lebih Cepat Berangkat | PT Bestprofit Futures Pusat
Pembangunan east cross taxiway sejalan dengan rencana pengelola bandara yang ingin meningkatkan pergerakan pesawat, dari 72 pesawat (take off and landing) per jam menjadi 86 pesawat per jam pada November 2017 mendatang.Sebagai gambaran, setiap kali pesawat mau lepas landas, petugas ATC (air traffic controller) akan mengarahkan pilot untuk menuju titik tertentu di landasan pacu. Setelah itu, pesawat belum bisa langsung terbang karena mempertimbangkan keramaian lalu lintas udara dan kondisi di apron.
PT Angkasa Pura II tengah membangun akses penghubung landasan pacu atau runway di Bandara Soekarno-Hatta, yakni east cross taxiway. Akses baru ini akan menghubungkan landasan pacu utara dan selatan bandara di sisi timur guna mempermudah pergerakan pesawat dan mempersingkat waktu menuju terminal satu ke terminal lain.Dengan begitu, waktu keberangkatan penumpang yang biasanya harus menunggu padatnya pergerakan pesawat di apron, bisa lebih singkat. Waktu lepas landas dan mendarat pesawat juga tidak terlampau jauh dari jadwal yang seharusnya.
"East cross taxiway akan membuat operasional pesawat semakin efisien di samping meningkatkan on time perfomance maskapai sehingga juga berujung pada peningkatan pelayanan kepada penumpang pesawat," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin kepada Kompas.com, Jumat (10/2/2017) pagi.Awaluddin menargetkan east cross taxiway mulai difungsikan pada 2018 sejalan dengan rencana pembangunan yang dilakukan dalam tiga tahap, yakni Tahap I pada 2016–2017, Tahap II pada 2017–2018, dan Tahap III pada 2022–2023.
Dia juga mengungkapkan, east cross taxiway sudah bisa dilalui pesawat setelah pengerjaan Tahap I dan Tahap II rampung. Pengerjaan Tahap III sendiri merupakan pembangunan untuk penambahan jalur, dengan total biaya untuk east cross taxiway sebesar Rp 1,15 triliun.Saat ini, akses penghubung landasan pacu di Bandara Soekarno-Hatta baru ada satu, yakni west cross taxiway di sisi barat. Dengan ramainya penerbangan di Soekarno-Hatta, membuat pesawat kerap antre untuk melewati satu cross taxiway.Dengan adanya east cross taxiway, pergerakan pesawat di apron bisa lebih cepat sehingga berpengaruh pada efisiensi waktu persiapan keberangkatan pesawat.
Bandara Soekarno-Hatta Bangun "East Cross Taxiway" | PT Bestprofit Futures Pusat
Pembangunan east cross taxiway dilakukan dalam tiga tahap. Tahap I pada 2016 – 2017, lalu Tahap II pada 2017 – 2018, dan Tahap III pada 2022 – 2023. Perseroan menargetkan east cross taxiway ini dapat mulai difungsikan pada 2018, sementara Tahap III hanya penambahan jalur. Awaluddin pun mengungkapkan, biaya yang dikeluarkan perseroan dalam proyek tersebut yakni Rp 1,15 triliun.
"Pembangunan east cross taxiway ini dapat mendukung peningkatan kapasitas dua runway sehingga dapat mengakomodir pergerakan pesawat dapat menjadi lebih efisien," imbuhnya. Saat ini pergerakan pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah 72 pergerakan per jam, yang nantinya akan ditingkatkan menjadi 86 pergerakan per jam pada November 2017.
PT Angkasa Pura II (Persero) (AP) tengah melangsungkan pembangunan jalur penghubung landasan pacu atau runway utara dan selatan di sisi timur atau east cross taxiway. Pembangunan ini bertujuan untuk mendukung pergerakan pesawat yang lebih dinamis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Saat ini, Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga terdapat west cross taxiway yang sudah dipergunakan pesawat untuk melintas dari runway utara ke runway selatan maupun sebaliknya melalui sisi barat.
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, melalui west cross taxiway ditambah dengan east cross taxiway yang menghubungkan kedua runway, maka pesawat semakin mudah dan cepat untuk mencapai tempat parkir pesawat (apron) di Terminal 1, 2, maupun 3."Hal ini tentunya membuat operasional pesawat semakin efisien di samping meningkatkan on time perfomance maskapai sehingga juga berujung pada peningkatan pelayanan kepada penumpang pesawat," ujar Awaluddin dalam keterangan tertulis yang diterima Jakarta, Jumat (10/2/2017).
AP II Bangun Jalur Penghubung Landasan Bandara Soetta Rp 1,15 T | PT Bestprofit Futures Pusat
"Melalui west cross taxiway ditambah dengan east cross taxiway yang menghubungkan kedua runway, maka pesawat semakin mudah dan cepat untuk mencapai appron di Terminal 1, 2, maupun 3. Hal ini tentunya membuat operasional pesawat semakin efisien di samping meningkatkan on time perfomance maskapai sehingga juga berujung pada peningkatan pelayanan kepada penumpang pesawat," kata Presiden Direktur AP II, Muhammad Awaluddin, dalam keterangannya, Kamis (9/2/2017).
PT Angkasa Pura II (AP II) tengah membangun infrastruktur jalur penghubung landasan (runway) utara dan selatan di sisi timur (east cross taxiway) pada Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).Infrastruktur ini dibangun untuk mendukung pergerakan pesawat yang lebih dinamis di bandara tersebut.Perseroan menargetkan east cross taxiway ini dapat mulai difungsikan pada 2018 sejalan dengan rencana pembangunan yang dilakukan dalam tiga tahap, yakni Tahap I pada 2016 – 2017, lalu Tahap II pada 2017 – 2018, dan Tahap III pada 2022 – 2023.
Jika pembangunan Tahap I dan II selesai, maka east cross taxiway sudah mulai bisa dilalui pesawat, sementara Tahap III merupakan pembangunan penambahan jalur. Total, biaya untuk pembangunan east cross taxiway ini adalah Rp 1,15 triliun.Ssaat ini di Bandara Soetta juga terdapat west cross taxiway, yang sudah dipergunakan pesawat untuk melintas dari runway utara ke runway selatan maupun sebaliknya melalui sisi barat.
Best profit