Faktor lain berasal dari domestik, yakni beberapa tekanan terhadap inflasi pada 2017. Ini disebabkan kemungkinan kenaikan harga listrik, cukai rokok, BBM dan beberapa hal lainnya."Belum lagi faktor Pilkada, ini menjadikan para investor lebih memilih wait and see sebelum taruh dananya di beberapa daerah di Indonesia," ungkap David.David melihat, secara rasional dengan didukung beberapa komitmen pemerintah melakukan deregulasi, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 6 persen dalam tiga tahun ke depan.Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memandang ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen dalam waktu dekat.Namun demikian, capaian tersebut membutuhkan beberapa syarat, antara lain rasio investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) harus ada di 37 persen, sedangkan saat ini hanya 32 persen.“Rasio tabungan terhadap PDB juga harus 34 persen didukung dengan defisit transaksi berjalan berada di level 3 persen,” tutur Chatib.
Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 mencapai 5,1 persen, sama seperti capaian pada tahun 2016.Terkait hal tersebut, kepala ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mau digenjot lebih kencang, maka angka maksimalnya adalah 5,3 persen.David menilai, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia ingin lebih digenjot hingga mencapai 6 persen, maka ini tidak mudah dan memerlukan waktu.
"Kalau menurut saya memang banyak tantangan di 2017 ini, jadi kalau ada pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen, itu butuh waktu. Tahun ini maksimal bisa tumbuh 5,3 persen ekonomi kita," ujar David dalam pernyataannya, Rabu (25/1/2017).
Ia menyebut, setidaknya ada beberapa faktor yang memicu Indonesia perlu waktu untuk bisa kembali ke pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen seperti beberapa tahun lalu.Pertama, faktor global. Faktor ini adalah salah satu hal yang menjadi penghambat terutama terkait kebijakan Presiden Donald Trump. Kebijakan pembatasan ekonomi Amerika Serikat oleh Trump dipandang bisa menjadi ancaman beberapa negara mitranya. Salah satu yang dikhawatirkan adalah pengaruh terhadap China.
Jika China terkena dampak signifikan dari kebijakan Trump maka ini bisa turut mempengaruhi volume perdagangan Indonesia ke China, yang akhirnya membuat pertumbuhan ekonomi sulit ditingkatkan.
Butuh Kerja Keras untuk Ekonomi Indonesia Tumbuh 6% | PT Bestprofit Futures Surabaya
Kedua, dari faktor domestik. Beberapa tekanan akan terjadi terhadap inflasi pada tahun ini. Ini karena ada kenaikan harga listrik, cukai rokok, BBM dan beberapa hal lainnya. "Belum lagi faktor Pilkada, ini menjadikan para investor lebih memilih wait and see sebelum taruh dananya di beberapa daerah di Indonesia," tegas dia.David melihat, secara rasional, dengan didukung beberapa komitmen pemerintah melakukan deregulasi, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas enam persen dalam tiga tahun ke depan.?Sementara itu, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memandang ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga enam persen dalam waktu dekat?. Hanya saja untuk mencapai itu ada beberapa persyaratan.Persyaratannya yaitu rasio investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) harus mencapai 37 persen, sedangkan saat ini hanya 32 persen.? Selain itu, rasio tabungan terhadap PDB juga harus 34 persen. Capaian ini harus didukung dengan defisit transaksi berjalan pada level tiga persen.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini? sebesar 5,1 persen. Angka ini hampir sama dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu.?Pengamat ekonomi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA David Samual melihat tahun ini lebih dipandang sebagai tahun rasional. Dia menilai pertumbuhan ekonomi bisa digenjot secara maksimal hingga di angka 5,3 persen."Kalau menurut saya memang banyak tantangan di 2017. Jadi kalau ada pertumbuhan ekonomi hingga enam persen, itu butuh waktu. Tahun ini maksimal bisa tumbuh 5,3 persen," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Setidaknya ada beberapa faktor mengapa Indonesia perlu waktu untuk bisa kembali mencapai pertumbuhan ekonomi di atas enam persen seperti yang pernah terjadi pada beberapa tahun lalu. Pertama, faktor global menjadi salah satu penghambatnya. Kebijakan pembatasan ekonomi Amerika Serikat (AS) oleh Donald Trump bisa menjadi ancaman beberapa negara mitranya.Salah satu yang dikhawatirkan adalah pengaruh kebijakan Donald Trump terhadap Tiongkok. Jika Tiongkok terkena dampak signifikan dari kebijakan Trump maka volume perdagangan Indonesia ke Tiongkok juga akan terkena dampaknya, alhasil pertumbuhan ekonomi Indonesia sulit ditingkatkan.
Pertumbuhan Ekonomi Enam Persen Butuh Waktu | PT Bestprofit Futures Surabaya
Faktor kedua yang David sampaikan datang dari dalam negeri. Ia menilai beberapa tekanan akan terjadi terhadap inflasi pada 2017. Hal ini lebih dikarenakan akan ada kenaikan harga listrik, cukai rokok, BBM dan beberapa hal lainnya. "Belum lagi faktor Pilkada, ini menjadikan para investor lebih memilih wait and see sebelum taruh dananya di beberapa daerah di Indonesia," kata dia.David melihat, secara rasional dengan didukung beberapa komitmen pemerintah melakukan deregulasi, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas enam persen dalam tiga tahun ke depan. Sebelumnya, mantan menteri keuangan Chatib Basri memandang ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen dalam waktu dekat. Hanya saja untuk mencapai itu ada beberapa persyaratan.
Persyaratan itu di antaranya rasio investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) harus ada di 37 persen, sedangkan saat ini hanya 32 persen. Selain itu, rasio tabungan terhadap PDB juga harus 34 persen didukung dengan defisit transaksi berjalan berada di level 3 persen.Target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen pada 2018 tampaknya tak penuh rintangan. Apalagi, target pertumbuhan tahun 2017 ini dipasang di angka 5,1 persen, yang tak jauh dari target tahun 2016 lalu di level 5,0 persen. Pengamat ekonomi dari PT Bank Central Asia Tbk, David Samual melihat tahun ini lebih dipandang sebagai tahun rasional. Dia menilai pertumbuhan ekonomi bisa digenjot hingga di angka 5,3 persen, namun angka itu sudah cukup maksimal."Kalau menurut saya memang banyak tantangan di 2017 ini, jadi kalau ada pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen, itu butuh waktu. Tahun ini maksimal bisa tumbuh 5,3 persen ekonomi kita," kata dia kepada wartawan, Rabu (25/1).
David menilai, setidaknya ada beberapa faktor mengapa Indonesia perlu waktu untuk bisa kembali ke pertumbuhan ekonomi di atas enam persen seperti beberapa tahun lalu. Pertama, ia melihat faktor global salah satu hal yang menjadi penghambat. Kebijakan pembatasan ekonomi Amerika Serikat (AS) oleh Donald Trump bisa menjadi ancaman beberapa negara mitranya.Menurutnya, salah satu yang dikhawatirkan adalah pengaruh kebijakan AS terhadap Cina. David menilai, bila Cina terkena dampak signifikan dari kebijakan Trump maka ini bisa turut mempengaruhi volume perdagangan Indonesia ke Cina. Artinya, pertumbuhan ekonomi sulit ditingkatkan.
PT Bestprofit