Menurut Awaluddin, peningkatan pendapatan kali ini memang sejalan dengan naiknya arus penumpang pesawat di 13 bandara yang dikelola perusahaan. Sepanjang tahun lalu, ke-13 bandara AP II jadi tempat lalu-lalang 94,63 juta penumpang, naik 12 persen dari 84,29 juta penumpang pada 2015.Kenaikan arus penumpang pesawat ini antara lain dipicu kebijakan perseroan yang memberikan sejumlah insentif kepada maskapai yang membuka rute internasional baru di sejumlah bandara, serta bagi maskapai yang mengoperasikan extra flight di luar jam reguler bandara.
"Efisiensi untuk efektifitas yang lebih baik khususnya pada kuartal IV/2016 juga membantu AP II dapat meraih pendapatan Rp 6,65 triliun, yang di mana angka tersebut lebih tinggi dari target awal perseroan Rp 6,57 triliun," kata Awaluddin.PT Angkasa Pura II (Persero) kembali mencatat kinerja positif pada 2016. Sepanjang 2016 total pendapatan perseroan (unaudited) mencapai Rp 6,65 triliun, atau naik 18 persen dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp 5,64 triliun.
Dari jumlah itu, sebanyak Rp 4,03 triliun berasal dari bisnis aeronautika seperti Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata. Sementara itu, bisnis nonaeronautika seperti konsesi, sewa ruang, reklame, serta bisnis kargo dan sebagainya pada periode yang sama mencetak pendapatan Rp 2,62 triliun.
"Kinerja positif yang berhasil dibukukan perseroan ini didukung juga oleh keberhasilan mengoperasikan sejumlah terminal baru pada 2016 yakni Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Terminal Baru Bandara Husein Sastranegara Bandung, dan juga diresmikannya Terminal Baru Bandara Sultan Thaha Jambi oleh Presiden RI," kata Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam siaran pers, Ahad (29/1).
Digitalisasi akan Dongkrak Pendapatan AP II | PT Bestprofit Futures Mayapada
“Digitalisasi besar-besaran mulai dilakukan pada kuartal keempat 2016. Hasilnya, efisiensi untuk efektifitas yang lebih baik khususnya pada kuartal IV/2016 juga membantu AP II dapat meraih pendapatan Rp 6,65 triliun, yang di mana angka tersebut lebih tinggi dari target awal perseroan Rp 6,57 triliun,” ulasnya.Asal tahu saja, sepanjang 2016 total pendapatan Angkasa Pura II (unaudited) mencapai Rp 6,65 triliun atau meningkat cukup signifikan sekitar 18% dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp 5,64 triliun.Pendapatan pada Januari-Desember 2016 sebesar Rp 4,03 triliun berasal dari bisnis aeronautika seperti Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata.Sementara itu, bisnis nonaeronautika seperti konsesi, sewa ruang, reklame, serta bisnis kargo dan sebagainya pada periode yang sama mencetak pendapatan Rp 2,62 triliun.
PT Angkasa Pura II (AP II) menyakini aksi digitalisasi terhadap sejumlah layanan bagi pengguna bandara akan meningkatkan pendapatan perusahaan di masa depan“AP II saat ini tengah bertransformasi untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang mengoperasikan bandara kelas dunia di mana salah satu cirinya adalah kontribusi pendapatan terbesar bukan lagi berasal dari bisnis aeronautika, namun dari bisnis nonaeronautika. Salah satu cara mencapai ini dengan digitalisasi layanan ke pengguna,” ungkap President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam keterangannya, kemarin.
Diungkapkannya, fokus AP II ke depan adalah meningkatkan pendapatan dari bisnis nonaeronautika sehingga dapat berkontribusi 50% atau lebih terhadap total pendapatan perseroan.“Kami optimistis target ini dapat tercapai pada 2018, sehingga pada tahun itu juga bandara-bandara AP II dapat disejajarkan dengan bandara berkelas dunia lainnya yang kontribusi pendapatan bisnis nonaeronautika lebih besar dari bisnis aeronautika," jelasnya.Di samping fokus mengembangkan bisnia nonaeronautika, AP II kini juga tengah mempersiapkan infrastruktur digital guna mewujudkan smart connected airport di seluruh bandara yang dikelola perseroan.
Konsep smart connected airport ini diperkuat oleh sistem teknologi informasi untuk membuat setiap bandara lebih efisien dalam hal operasional, menghilangkan potensi kehilangan pendapatan, serta dapat menciptakan pendapatan dari lini baru.Adapun konsep smart connected airport ini juga dapat memastikan tingkat pelayanan tetap terjaga di seluruh fasilitas yang ada di terminal, baik itu fasilitas keberangkatan maupun kedatangan, yang berujung kepada kepuasan bagi penumpang pesawat.
Ingin Berkelas Dunia, AP II Genjot Bisnis Nonaeronautika | PT Betsprofit Futures Mayapada
Adapun pembentukan dua anak usaha baru ini sejalan dengan tengah dilakukannya penataan pada corporate level strategy dan business level strategy, serta bagian dari implementasi penerapan program “Triple-GB” yang membuat AP II menjadi Getting Bigger, Getting Broader, dan Getting Better.“Saat ini, kontribusi pendapatan dari bisnis aeronautika masih lebih besar daripada bisnis nonaeronautika. Melalui pembentukan Angkasa Pura Propertindo dan Angkasa Pura Kargo,” tutur Awaluddin.Ia menambahkan, ketiga anak usaha yang dimiliki oleh AP II diperkirakan dapat meraih pendapatan hingga Rp1,14 triliun pada 2017 atau kurang lebih 13 persen dari pendapatan AP II, yang berasal dari APS sebesar Rp667 miliar, lalu APK Rp443 miliar, dan APP senilai Rp38,7 miliar.
PT Angkasa Pura II tengah bertransformasi untuk menjadi perusahaan kelas dunia yangmengoperasikan bandara kelas dunia. Salah satu cirinya adalah kontribusi pendapatan terbesar bukan lagi berasal dari bisnis aeronautika, namun nonaeronautika."Fokus AP II ke depan adalah meningkatkan pendapatan dari bisnis nonaeronautika, sehingga dapat berkontribusi 50 persen terhadap total pendapatan perseroan,” kata Presiden Direktur PT AP II, Muhammad Awaluddin, dalam keterangan tertulisnya, Senin 30 Januari 2017.
“Kami optimistis target ini dapat tercapai pada 2018, sehingga pada tahun itu juga bandara-bandara AP II dapat disejajarkan dengan bandara berkelas dunia lainnya,” tuturnya.Pada 2016, AP II juga berhasil mendirikan dua anak usaha baru yakni PT Angkasa Pura Propertindo dan PT Angkasa Pura Kargo, guna meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis nonaeronautika. Dua anak usaha baru ini melengkapi anak usaha yang sebelumnya sudah beroperasi yaitu PT Angkasa Pura Solusi.
PT Bestprofit