Analis minyak dari Landesbank, Frank Klumpp mengatakan, ada tiga faktor yang saat ini membebani harga minyak. Pertama adalah dolar AS yang lebih kuat, kedua peningkatan dari jumlah rig AS dan kepatuhan dari kesepakatan OPEC.
Padahal sebelumnya, OPEC dan produsen lainnya, termasuk Rusia, sepakat untuk memangkas produksi hampir sebanyak 1,8 juta barel per hari (bph) pada semester pertama 2017 guna melawan pasokan berlebih selama dua tahun.Dan atas kesepakatan itu, harga minyak tetap di atas US$50 per barel, karena produsen menyetujui kesepakatan pada Desember.
Harga minyak mentah dunia pada Senin 30 Januari 2017 ditutup turun, setelah data peningkatan kegiatan pengeboran Amerika Serikat. Di sisi lain, produsen minyak dunia mencoba untuk mematuhi kesepakatan mengurangi produksi guna menaikkan harga jual.
Dilansir dari laman Reuters, pada Selasa 31 Januari 2017, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 54 sen atau satu persen menjadi US$52,63 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent turun 32 sen ke level US$55,20 per barel.
Dalam laporan yang menyebar tersebut, jumlah rig minyak aktif milik AS naik ke level tertinggi sejak November 2015. Bahkan, menurut data Baker Hughes pengeboran mengambil keuntungan dari harga minyak di atas US$50 per barel.
Harga Minyak Kembali Merosot, ke Posisi Terendah Lebih dari Sepekan | PT Bestprofit Futures Bandung
Para analis mengatakan harga minyak, yang menetap di atas 50 dolar AS per barel sejak Desember tahun lalu, telah mendorong produsen-produsen minyak serpih (oil shale) AS untuk meningkatkan produksi.Meningkatnya produksi minyak AS akan mengimbangi beberapa upaya dari produsen lain untuk memotong produksi mereka, meninggalkan investor khawatir tentang berlanjutnya kelebihan pasokan minyak mentah global, kata para analis.
Harga minyak mentah di pasar dunia turun untuk sesi kedua berturut-turut pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah data menunjukkan pemulihan untuk kegiatan pengeboran di Amerika Serikat.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret berkurang US$ 0,54 menjadi US$ 52,63 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret, turun US$ 0,29 menjadi ditutup US$ 55,23 per barel di London ICE Futures Exchange.Jumlah rig AS yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak naik 15 rig menjadi 566 rig selama pekan lalu, menurut perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat, tertinggi sejak November 2015.
Jumlah Rig Pengeboran AS Meningkat, WTI Ditutup Melemah | PT Bestprofit Futures Bandung
"Sepertinya kita masih bergerak dalam menanggapi data rig Jumat lalu," ujar Gene McGillian, manajer riset pasar Tradition Energy, seperti dikutip Bloomberg.
"Produksi minyak mentah AS berada di atas 8,9 juta barel dan meningkat sementara jumlah rig tumbuh. Sepertinya Amerika Utara, khususnya produksi AS, akan menekan upaya pemotongan produksi OPEC," lanjutnya.
Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Senin (30/1/2017) setelah pengeboran di AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun terakhir.MInyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret turun 1% atau 54 sen ke posisi US$52,63 per barel di New York Mercantile Exchange, dengan total volume perdagangan mencapai 15% di bawah 100 rata-rata 100 hari terakhir.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Maret ditutup melemah 29 sen atau 0,5% ke US$55,23 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.Berdasarkan data Baker Hughes Inc., jumlah rig pengeboran minyak mentah AS meningkat pekan lalu pada level tertinggi sejak November 2015, sedangkan data pemerintah AS menunjukkanproduksi minyak mentah AS mencapai level tertinggi sejak April 2016.
PT Bestprofit