Klaim terbesar berasal dari Jaminan Hari Tua (JHT) yang mencapai Rp18,6 triliun dari 2,2 juta kasus sebagai dampak regulasi yang membuka peluang pencairan karena PHK atau mengundurkan diri dari perusahaan. "Namun secara keseluruhan claim ratio kami masih sangat terkendali,” tambah Agus.Sementara dari sisi dana kelolaan, Agus menjelaskan dana yang terkumpul telah mencapai Rp260,54 Triliun dengan tingkat return investasi mencapai 9,43 persen. Hal ini juga telah melebihi target dana investasi yang ditetapkan untuk tahun 2016, yaitu sebesar 106 persen dari target.
“Tren pencapaian yang diraih pada tahun 2016 ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, seperti peningkatan kepesertaan aktif yang mencapai 17 persen dan penerimaan iuran 35 persen lebih besar dibanding tahun 2015 dengan dana investasi yang juga meningkat sebesar 26 persen dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.Dari sisi kepesertaan, total tenaga kerja aktif tahun 2017 ditargetkan mencapai 25,2 juta orang atau meningkat 11 persen dari 2016. Sementara iuran ditargetkan mencapai Rp55,37 triliun atau meningkat 14 persen dari 2016. Dari sisi dana kelolaan ditargetkan mencapai Rp297 triliun atau meningkat 14 persen dari tahun 2016.
Tahun ini, inisiatif strategis yang ada akan semakin ditingkatkan. Mulai dari memperbanyak kerjasama co-marketing dengan perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan, Optimalisasi BPJSTK Mobile, peningkatan kepesertaan dari pekerja rentan melalui program GN Lingkaran, dan optimalisasi PERISAI. "Kami optimis, dengan kerja keras dan cerdas serta kolaborasi yang lebih baik dengan berbagai pihak, dan didukung kondisi perekonomian tahun 2017 yang semakin baik, kami akan mampu mencapai target kepesertaan aktif lebih dari 25 juta orang,” pungkas Agus.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat jumlah kepesertaan program jaminan pensiun telah mencapai 9 juta orang sejak diluncurkan Juli 2015. Sementara total iuran yang dikumpulkan juga melebihi target yang ditetapkan yaitu mencapai Rp48,53 triliun.Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengungkapkan, peningkatan signifikan terjadi pada peserta kategoru Bukan Penerima Upah (BPU). Kategori ini meningkat signifikan sebanyak 378 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai 1,37 juta peserta. Pencapaian kepesertaan BPU ini juga melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2016 atau mencapai 226 persen.
"Pegawai kami di seluruh Indonesia telah berusaha keras selama tahun 2016 ini untuk meningkatkan perlindungan kepada seluruh pekerja baik Penerima Upah (PU) dan Bukan Penerima Upah (BPU). Kami juga telah bekerjasama dengan berbagai stakeholder baik Pemerintahan dan Swasta, Serikat Pekerja, Asosiasi Pengusaha, bahkan masyarakat umum untuk meningkatkan kepesertaan,” jelas Agus dalam keterangan resmi, Rabu (18/1).Agus juga menjelaskan dari sisi pembayaran manfaat pada tahun 2016, BPJS Ketenagakerjaan juga dapat memberikan pelayanan yang optimal dengan besaran klaim masih di bawah yang ditargetkan. Klaim yang dibayarkan pada Desember 2016 mencapai Rp20,06 triliun atau 77 persen dari estimasi.
53 Juta Tenaga Kerja Indonesia Lulusan Sekolah Dasar | PT Bestrpofit Futures Pekanbaru
”Agen perisai ini membantu kami untuk menjangkau peserta di mana pun berada,” tegasnya. Dia mengungkapkan, jumlah kepesertaan BPJS TK sampai akhir 2016 sebesar 22,6 juta dengan pertumbuhan sebesar 17%. Sampai akhir 2017 mendatang targetnya bisa menembus 25,2 juta peserta aktif. ”Kami optimis menembus target itu,” imbuhnya. Sementara itu, Direktur Human Capital PT Wijaya Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, calon tenaga kerja terdidik seperti lulusan perguruan tinggi harus dapat berpikir kreatif serta menghasilkan inovasi dan ide-ide besar. ”Hal ini menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan di tengah persaingan dunia kerja,” katanya.
Kualitas tenaga kerja Indonesia masih memprihatinkan. Dari 123 juta tenaga kerja di Indonesia, 53 juta di antaranya hanya merupakan lulusan sekolah dasar (SD). Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) Agus Susanto mengatakan, peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia sangat penting. Salah satu tujuannya agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing, khususnya di tengah ekosistem digital.Menurut dia, tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia saat ini cukup rendah. Padahal, untuk meraih peluang yang ditawarkan melalui momentum pertumbuhan ekonomi saat ini, Indonesia memerlukan tenaga kerja yang berkualitas.
”Tenaga kerja Indonesia saat ini 123 juta.Dari jumlah itu yang tingkat pendidikannya SD ke bawah mencapai 53 juta. Yang lulus sarjana kecil sekali, hanya 6,7 %,” katanya di Yogyakarta, kemarin. Menurut dia, BPJS TK memiliki peran dalam upaya peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia. Salah satunnya memberikan perlindungan jaminan sosial kepada seluruh tenaga kerja di Indonesia. ”BPJS Ketenagakerjaan terus menciptakan inovasi sosial untuk memperluas cakupan peserta di tahun 2017,” imbuhnya. Agus mengatakan, BPJS TK memiliki inovasi dalam rangka menjangkau tenaga kerja sampai ke tingkat yang paling kecil adalah melalui Program Penggerak Jaminan Sosial (Perisai). Yogyakarta dan Jember sebagai pilot project dalam program itu.
BPJS Ketenagakerjaan Bidik Dana Investasi Rp297 Triliun | PT Bestprofit Futures Pekanbaru
“Pegawai kami di seluruh Indonesia telah berusaha keras selama tahun 2016 ini untuk meningkatkan perlindungan kepada seluruh pekerja baik penerima upah (PU) dan bukan penerima upah (BPU). Kami juga telah bekerja sama dengan berbagai stakeholder, baik pemerintahan dan swasta, serikat pekerja, asosiasi pengusaha, bahkan masyarakat umum untuk meningkatkan kepesertaan,” jelas Agus. Dia menambahkan, kepesertaan sektor BPU meningkat signifikan sebanyak 378% dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai 1,37 juta peserta.
Pencapaian kepesertaan BPU ini juga melebihi target yang ditetapkan pada 2016 atau mencapai 226%. Agus memaparkan, dari sisi pembayaran manfaat pada 2016, BPJS Ketenagakerjaan juga dapat memberikan pelayanan yang optimal dengan besaran klaim masih di bawah yang ditargetkan. “Klaim yang dibayarkan pada Desember 2016 mencapai Rp20,06 triliun atau 77% dari estimasi. Klaim terbesar berasal dari jaminan hari tua (JHT) yang mencapai Rp18,6 triliun dari 2,2 juta kasus sebagai dampak regulasi yang membuka peluang pencairan karena PHK atau resign .
Namun secara keseluruhan, claim ratio kami masih sangat terkendali,” jelasnya. Sementara dari sisi dana kelolaan, dana yang terkumpul telah mencapai Rp260,54 triliun dengan tingkat return investasi mencapai 9,43%. Hal ini juga telah melebihi target dana investasi yang ditetapkan untuk tahun 2016, yaitu sebesar 106% dari target. “Tren pencapaian yang diraih pada tahun 2016 ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, seperti peningkatan kepesertaan aktif yang mencapai 17% dan penerimaan iuran 35% lebih besar dibanding tahun 2015 dengan dana investasi yang juga meningkat sebesar 26% dari tahun sebelumnya," ungkap Agus.
Beberapa inisiatif strategis yang dijalankan oleh BPJS TK pada 2016 telah menunjukkan perkembangan positif. “Inisiatif-inisiatif yang kami kembangkan juga telah berjalan sesuai rencana, di antaranya kerja sama service point office (SPO) dengan perbankan untuk pelayanan, perluasan kepesertaan dengan sistem keagenan yang diadopsi dari Sharousi Jepang, “ jelas Agus.
BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) menargetkan perolehan dana kelolaan investasi sebesar Rp297 triliun sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut meningkat 14% dibandingkan perolehan dana kelolaan investasi 2016 yang mencapai Rp260,54 triliun. BPJS TK juga menaikkan target kepesertaan pada tahun ini mencapai 25,2juta orang atau meningkat 11% dari 2016 yang sebesar 22,6 juta tenaga kerja. Inisiatif strategis yang ada akan semakin ditingkatkan, mulai dari memperbanyak kerja sama co-marketing dengan perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan, optimalisasi BPJS TK Mobile, dan peningkatan kepesertaan.
“Kami optimistis, dengan kerja keras dan cerdas serta kolaborasi yang lebih baik dengan berbagai pihak, dan didukung kondisi perekonomian tahun 2017 yang semakin baik, kami akan mampu mencapai target kepesertaan aktif lebih dari 25 juta orang,” ujar Direktur Utama BPJS TK Agus Susanto usai memberikan kuliah umum pembekalan wisudawan program pascasarjana di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta kemarin.
Agus menambahkan, untuk tahun 2017 masih banyak tantangan yang harus dihadapi BPJS Ketenagakerjaan dalam tugasnya melindungi seluruh pekerja di Indonesia. Hal ini untuk memastikan tercapainya universal coverage secara bertahap. Semua Inisiatif strategis yang telah dijalankan akan dioptimalkan untuk mendorong peningkatan kepesertaan, termasuk pengembangan manfaat tambahan seperti perumahan. “Kami juga akan meningkatkan kerja sama dengan lembaga terkait, termasuk untuk mengevaluasi besaran iuran jaminan pensiun,” papar Agus. Mengenai pencapaian kinerja tahun 2016, lanjut Agus, semuanya melebihi target yang ditetapkan.
Dari 48 juta peserta yang teregistrasi, BPJS Ketenagakerjaan berhasil mengumpulkan kepesertaan aktif hingga mencapai 22.6 juta orang atau 103% dari target 2016. Bahkan, kepesertaan program jaminan pensiun telah mencapai 9 juta orang sejak diluncurkan pada Juli 2015. Total iuran yang dikumpulkan juga telah melebihi target yang ditetapkan yaitu mencapai Rp48,53 triliun atau 114% dari target 2016.