"Bank bisa memberikan komitmennya kalau segala sesuatu rapi dan beres. Disinilah, karena kita serius, fokus, saya bilang sama tim, untuk Adaro, proyek PLTU bukan hanya sekedar mencari proyek, ini penting karena infarstruktur kelistrikan, ini penting untuk Indonesia," ujarnya.
Ia menegaskan Adaro bukan sekedar perusahaan yang hanya mencari keuntungan dari batubara. Ia menganalisa dari bisnis ini terdapat nilai tambah di sektor kelistrikan yang berefek ganda bagi ksejahteraan dan kecerdasan masyarakat.
"Dari situ saya menganalisa value added batu bara apa sih. Ya energi listrik. Ini bisa memperbaiki kesejahteraan bangsa. Ini bukan slogan, kalau memang nggak ada listrik, ya nggak bisa. Saya kemaren ke Kalsel, saya lihat di kampung-kampung bagaimana anak-anak mau belajar (kalau listrik nggak ada). Listrik utama, saya melihat kenapa bapak presiden memimpin langsung proyek-proyek infrastruktur (kelistrikan)," ujar Boy.
Proyek ini akan menjual listrik ke PLN dibawah perjanjian pembelian tenaga listrik (PPTL) yang berlaku 25 tahun dari dan setelah Comercial Operation Date (COD). PPTL antara TPI dan PLN ditandatangani pada 15 Oktober 2014. Pasokan Batubara akan diselesaikan PT Adaro Indonesia.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (AE) Garibaldi Thohir mengapresiasi kerja timnya setelah PT Tanjung Power Indonesia (TPI) mencapai kesepakatan pembiayaan (Financing Close) dalam proyek pembangkit listrik bertenaga batu bara di Tabalong, Kalimantan Selatan. PT TPI merupakan perusahaan bentukan PT Adaro Power (AP) dan PT East-West Power Indonesia (EWPI).
"Ini berita positif mendukung proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan yang telah dicanangkan dan diperjuangkan oleh Presiden Joko Widodo," kata tokoh yang akrab disapa Boy itu di kantornya, di Jakarta, Selasa (24/1).Boy menuturkan untuk mencapai tahapan ini bukan perkara mudah. Dibutuhkan profesionalisme dari Adaro sehingga mendapat kepercayaan Bank dan stakeholder lainnya.
Adaro Bangun Pembangkit di Tabalong Melalui Anak Usaha | PT Bestprofit Futures
Dharma mengatakan, proyek ini akan menjual listrik ke PT PLN (Persero) dengan perjanjian pembelian atau power purchase agreement (PPA) yang berlaku selama 25 tahun dari dan setelah beroperasi, atau commercial operation date (COD).Perjanjian PPA sudah ditandangani pada 15 Oktober 2014, sedangkan tahap konstruksi sudah dimulai sejak Juni 2016.“Pembangkit ini kami targetkan akan COD pada paruh pertama 2019,” kata Dharma di Jakarta, Selasa (24/1/2017).Adaro Energy, yang secara tidak langsung memiliki proyek ini melalui porsi saham Adaro Power, juga memberikan jaminan kewajiban kontinjensi sekitar 88 juta dollar AS, atau setara Rp 1,17 triliun.
Dharma menuturkan, karena proyek ini termasuk dalam program 35.000 MW, maka pemerintah melalui Kementerian Keuangan memberikan jaminan berupa Surat Jaminan Kelayakan Usaha (SJKU).Surat jaminan ini menjamin kemampuan PLN untuk melakukan pembayaran kepada TPI sesuai ketentuan yang disepakati dalam PPA.“Proyek ini adalah bagian dari Frast Track Program Project tahap 2 (FTP-2), dengan skema build, own, operate, transfer (BOOT),” imbuh Dharma.Dia menambahkan, untuk proyek ini kontraktor Engineering, Procurement, & Construction (EPC) adalah Hyundai Engineering Co Ltd (HEC).Sedangkan teknonolgi yang digunakan adalah circulating fluidized bed (CFB). Namun, kegiatan operasional dan pemelihataan pembangkit akan dilakukan oleh TPI.
PT Tanjung Power Indonesia (TPI) telah mencapai kesepakatan pembiayaan (financial closing) untuk proyek pembangkit listrik batubara berkapasitas 2 x 100 megawatt (MW) di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.Tanjung Power merupakan konsorsium PT Adaro Power (AP) dan PT East-West Power Indonesia (EWPI). Adaro Power menguasai 65 persen saham TPI, sementara East-West Power menguasai 35 persen sisanya.Adaro Power merupakan anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan kepemilikan 100 persen.
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, total investasi untuk proyek ini mencapai 545 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,25 triliun.Sebanyak 25 persen dibiayai dari kas perusahaan, sedangkan 75 persen dibiayai melaui skema project financing.Wakil Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonegoro menjelaskan, untuk proyek pembangkit listrik ini, TPI telah mendapatkan komitmen pembiayaan sekitar 422 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,6 triliun (kurs 13.300). Komitmen pembiayaan tersebut termasuk untuk fasilitas kontinjensi (stand by) apabila terjadi pembengkakan biaya sebesar 13 juta dollar AS sekitar Rp 172,9 miliar.
Komitmen pembiayaan yang berupa pinjaman ini didapatkan dari enam bank komersial, yaitu Korea Development Bank (KDB), dan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd.Lalu, DBS Bank Ltd, Mizuho Bank Ltd, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan Hong Kong Shanghai Banking Corporation Ltd.Lebih lanjut, skema pembiayaan pada proyek ini dilakukan dengan cara project finance. Dengan cara tersebut, pihak Korean Trade Insurance Corporation (KSURE) memberikan jaminan komprehensif sebesar kurang lebih 400 juta dollar AS, atau sebesar Rp 5,32 triliun.
Pembangunan PLTU Tabalong 2x100 MW di Kalsel Capai 30% | PT Bestprofit Futures
"Lagi pengerjaan pondasi. Setelah itu boiler bisa dipasang. Support-supportnya boiler sudah jadi nanti tinggal pasang," kata Mustiko.TPI memesan beberapa peralatan pembangkit dari Sumitomo dan Siemens. Boiler untuk PLTU dipesan langsung dari Sumitomo dan sisanya seperti generator, trafo hingga turbin dipesan langsung dari Siemens.Mustiko menambahkan, setelah pondasi selesai dibangun, maka akan dilanjutkan dengan pemasangan berbagai peralatan PLTU."Jadi pertama prosesnya kan pondasi. Setelah pondasi, pemasangan peralatan," tutur Mustiko.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tabalong 2x100 megawatt (MW) di Kalimantan Selatan sudah mencapai 30%. Pembangunan PLTU 2x100 MW tersebut sudah dibangun sejak Juni 2016 atau enam bulan sebelum tercapainya financial close alias kesepakatan pembiayaan.
Proyek senilai US$ 545 juta ini dibangun oleh PT Tanjung Power Indonesia (TPI). TPI merupakan perusahaan konsorsium antara PT Adaro Power dan PT East-West Power Indonesia.
"Progresnya lebih dari itu, kalau total lebih dari 30%," jelas Direktur Utama Tanjung Power Indonesia Mustiko Bawono dalam jumpa pers di Kantor Adaro, Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2017).
Pembangunan fisik di proyek seluas 42 hektar yang sudah dimulai sejak Juni 2016 lalu, antara lain pemasangan tiang pondasi alias pile di lokasi proyek. Peralatan untuk kepentingan PLTU juga akan dikirim dalam beberapa bulan ke depan.
Best profit