Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menagatakan Indonesia Capai 10% | PT Bestprofit Futures Pusat
Hal ini pun disambut baik oleh BI. Pasalnya, capaian ini juga akan membantu kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pertumbuhan kredit pun diprediksi akan semakin besar. "Indonesia sebenarnya ekonominya baik, semuanya baik, dan kita sedang memberikan perhatian kenapa kok pertumbuhan kredit agak pelan di 2016. Dengan seperti ini, kita harapkan pertumbuhan kredit kita bisa ada 10-12%," tuturnya.
Diharapkan, IHKEI tahun ini dapat lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Utamanya adalah dengan adanya proteksi ekonomi global yang tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. "Mungkin ada tren lebih baik, karena kita lihat bahwa negara seperti Tiongkok dan India permintaannya meningkat," tutupnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Harga Komoditi Ekspor Indonesia (IHKEI) pada Desember lalu mencapai 10%. Angka ini lebih besar dibandingkan prediksi sebelumnya sebesar 7%. "Jadi artinya, itu konsisten dengan kondisi kuartal IV-2016. Ini akan membawa harga yang lebih baik, membantu ekspor Indonesia dan kita harapkan ekspor menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kita," tutur Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Pemprov Sulsel Tingkatkan Produksi Sepuluh Komoditi Unggulan | PT Bestprofit Futures Pusat
Penanganan permasalah tersebut dapat diatasi dengan beberapa strategi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan yaitu mulai dari hulu hingga ke hilir. Di sektor off farm hulu misalnya, ada pembangunan kebun sumber benih dan entrys yang bersertifikat dan pembangunan teknologi perbenihan. Selanjutnya, dilakukan peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi, peremajaan, rehabilitasi, optimalisasi, dan diversifikasi. Dilakukan pula pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penerapan GAP. Upaya lainnya adalah peningkatan mutu romosi dan pemasaran, serta penerapan GMP, dan HACCP.
Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mengupayakan peningkatan produksi sepuluh komoditi perkebunan seperti kakao, kelapa, kopi, cengkeh, sawit, lada, pala, jambu mete, tebu (gula) dan tembakau.Mengutip dari laman sulselprov.go.id, Selasa (14/2), Kepala Dinas Perkebunan Sulsel Firdaus Hasan, mengungkapkan bahwa di tahun 2017 ini. Firdaus menargetkan produksi kakao sebanyak 276.000 ton, kelapa 82.342 ton, kopi 40.560 ton, cengkeh 17.650 ton, dan sawit 44.265 ton. Sedangkan, produksi lada ditargetkan 6.425 ton, pala 530 ton, jambu mete 22.150 ton, tebu (gula) 36.120 ton, dan tembakau 2.555 ton.
Firdaus mengatakan bahwa luas areal tanaman perkebunan Sulsel berkisar 690.283 hektare, dan 95 persen diantaranya atau sekitar 656.067 hektare merupakan perkebunan rakyat. Sisanya adalah perkebunan besar swasta dan negara.Beberapa persoalan yang seringkali dihadapi dalam peningkatan produksi komoditi perkebunan antara lain produksi, produktifitas dan mutu hasil yang rendah. Belum semua bahan tanaman yang ditanam petani direkomendasikan oleh pemerintah atau tidak disertifikasi, adanya serangan hama dan penyakit, tanaman sudah tua dan rusak, anomali iklim, hingga penerapan Good Agriculture Practies (GAP), Good Manufacturing Practies (GMP), dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang kurang diperhatikan.
Pemerintah Sempurnakan Sistem Keterbukaan Data | PT Bestprofit Futures Pusat
Untuk diketahui, sistem keterbukaan data ini juga berhasil diterapkan oleh Pemerintah Norwegia dan Australia. Berkaca dari keberhasilan kedua negara tersebut, Wiratmaja menyampaikan sudah saatnya Pemerintah membuka data untuk memaksimalkan kegiatan di sektor hulu migas.
Hingga saat ini, Peraturan terkait data hulu migas, diatur dalam Permen ESDM Nomor 27 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi Migas. Dalam Permen tersebut, data yang diperoleh dari survei umum, eksporasi dan eksploitasi migas adalah milik negara dan dikuasai oleh Pemerintah.
Pemerintah terus melakukan reformasi sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Selain menerapkan skema gross split bagi Kontraktor, Kementerian ESDM berencana menyempurnakan sistem pengelolaan data hulu migas untuk mendorong eksplorasi migas. Langkah tersebut ditempuh oleh Pemerintah guna meningkatkan gairah investor.“Saat ini pemerintah akan menerbitkan Permen (Peraturan Menteri) agar wilayah survei dibuka. Jadi mereka bisa melihat dan melakukan kajian,” ungkap Direktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (12/2).
Ia menambahkan potensi migas di Indonesia begitu menjanjikan untuk dieksplorasi. Misalnya, saat ini saja dari 100 lebih cekungan migas, hanya sekitar 30 yang baru dimanfaatkan untuk diteliti. Sisanya, yang kebanyakan terletak di wilayah timur Indonesia masih belum dieksplorasi secara optimal.Ia mengharapkan bahwa dengan keterbukaan data, maka kegiataan ekplorasi dan eksploitasi migas lebih atraktif sehingga mempermudah menarik investor. “Kita bersaing dengan negara-negara lain karena investor hulu ini kan high risk. Kita berharap dengan regulasi yang dikeluarkan bisa meningkatkan lagi appetite investor,” harap Wiratmaja dalam diskusi “Energi Kita”.
PT Bestprofit