"Menurut saya, tidak fair. Mereka kemarin membangga-banggakan kilang yang sudah di-upgrade, diumumkan, dan DPR juga dukung kok malah curhat sekarang," terangnya.Politisi Partai Golkar ini pun meminta Pertamina untuk menjelaskan alasan secara rinci terkait kerugian yang dimaksud oleh perseroan."Kasihlah apa alasannya dan minta solusi seperti apa kalau ngomong gitu. Aneh kalau Pertamina baru ngomong sekarang soal kilang tua dan banyak maintenance sampai rugi besar," pungkas Satya.
Sebelumnya, kerugian Pertamina akibat kilang tua ini kembali diangkat. Disebut perusahaan pelat merah tersebut, rugi akibat biaya yang terus dikeluarkan dalam perawatan kilang tua bisa mencapai triliunan rupiah.PT Pertamina (Persero) disebut mengalami kerugian besar akibat kilang yang rusak secara beruntun. Namun, anggapan tersebut dinilai tidak adil karena peremajaan kilang sudah sejak dahulu dilakukan dan menjadi prioritas dalam pembahasan dengan DPR.
"Lho kan memang sudah banyak dilakukan peremajaan, seperti di Cilacap, Balikpapan, Cirebon. Bahkan diresmikan Pak Wapres juga. Revitalisasi ini kan sudah dilakukan sejak lama," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya Wira Yudha, Selasa (24/1/2017).Menurutnya, revitalisasi kilang sudah menjadi program utama DPR bersama Pertamina. Menurutnya, jika Pertamina menilai kerugian besar akibat kilang tua, hal tersebut tidak etis dibesar-besarkan.
Tekan Impor Avtur, Pertamina Genjot Produksi Kilang Balongan | PT Bestprofit Futures Pusat
"Beberapa usaha kita memacu untuk mengurangi impor, termasuk produksi di Balongan untuk Avtur, yang semula tidak ada, kemarin juga 200 kiloliter per hari. Dan teman-teman juga sanggup untuk mempercepat tahun ini menjadi 1.900 kiloliter per hari. Itu artinya akan mengurangi impor avtur 60%," kata Ahmad Bambang dalam jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
"Kalau 1.900 kiloliter bisa diproduksi sendiri, berarti impornya tinggal 1.200-an kan," lanjutnya.
Rencana produksi avtur ini sendiri, kata dia, akan dilakukan lewat tiga tahap. Selain akan mengurangi kebutuhan impor, biaya distribusi untuk ke bandara-bandara sekitarnya pun bisa ditekan.
Misalnya saja kebutuhan dari Halim akan jadi bisa dipasok dari terminal Plumpang, sehingga avtur dari Balongan bisa fokus ke bandara Soekarno Hatta di Tangerang."Jadi bukan hanya soal impor, tapi saya bisa efisiensi dari sisi distribusinya. Kemarin kita challenge mereka, katanya sanggup. Bisa tahun ini," pungkasnya.
Wakil Direktur PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang mengatakan, pihaknya akan menggenjot produksi avtur dari RU VI Balongan tahun ini hingga 1.900 kiloliter/hari. Hal ini dilakukan agar bisa mengurangi kebutuhan impor avtur Indonesia yang saat ini berkisar 3.180 kiloliter dalam sehari.
Tujuannya adalah bagaimana operasi yang andal, dilakukan dengan tingkat efisiensi yang tinggi namun menghasilkan kinerja yang baik, termasuk yield-nya.
Cegah Gangguan Kilang Terulang, Ini Upaya Pertamina | PT Bestprofit Futures Pusat
"Kami juga akan meningkatkan efektivitas inspeksi sehingga dapat diketahui secara lebih dini sebelum alat rusak. Pada prinsipnya apabila kita bisa tekan angka kehilangan waktu operasi, kinerja kilang semakin baik dan produksi bisa sesuai target dan pada akhirnya pasokan BBM nasional semakin andal," ujar Toharso.Selain itu, efisiensi juga akan terus dilakukan, dengan fokus utamanya mengurangi working losses hingga 50% di bawah realisasi tahun 2016. Selain mengurangi losses, perseroan juga akan melakukan pengadaan bahan maupun peralatan kilang secara terpusat sehingga dapat menurunkan biaya.Peningkatan yield valuable product menjadi 79% dari saat ini sekitar 74% juga bakal terus dioptimalisasi. Sehingga rencana Pertamina menargetkan penurunan biaya operasi hingga menjadi hanya US$ 3 per barel dapat terealisasi.
"Contoh seperti di Kasim, operasinya biasanya hanya sekitar 120 hari dalam setahun. Kami ingin tingkatkan. Apabila masalahnya ketiadaan crude, kami akan bangun infrastruktur yang memungkinkan crude bisa masuk memenuhi kebutuhan feedstock RU VII Kasim di Sorong," jelasnya.Terakhir, pengembangan SDM dan perubahan organisasi. Perubahan organisasi pada Oktober 2016 melalui pembentukan Direktorat Pengolahan yang melahirkan kebutuhan formasi sumber daya manusia dipercaya mampu mewujudkan misi tadi."Oleh karena itu kami akan kembali membuka peluang kerja baru untuk mengisi posisi-posisi engineer yang akan ditinggalkan oleh pekerja yang memasuki usia pensiun," tutup Toharso.
PT Pertamina (Persero) akan mempercepat untuk perbaikan maupu perawatan kilang. Hal ini dilakukan guna meminimalisir terjadinya gangguan operasi yang tidak direncanakan atau unplanned shutdown pada masa-masa mendatang."Kita percepat inspeksi semua peralatan kita. Ini harus diganti unitnya. Lalu kita tidak akan mengundur turn around (servis)," kata Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso dalam jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Selain itu, Pertamina juga akan memperbaiki kinerja operasional kilang. Perbaikan kinerja operasional diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pasokan dan penurunan impor BBM.
Beberapa langkah perbaikan tersebut mencakup Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), keandalan, efisiensi, optimasi dan perbaikan organisasi dan pengembangan SDM.Dari aspek HSSE, tuturnya, fokus utama adalah tidak ada kejadian kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan fatality. Selain fatality, tuturnya, Pertamina akan seaktif mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran akibat operasi kilang.Adapun, Keandalan kilang difokuskan pada upaya mencapai zero unplanned shutdown. Toharso mencontohkan, salah satu upaya untuk mencapainya, dilakukan dengan cara konsisten dan disiplin pada jadwal pemeliharaan kilang baik yang bersifat parsial maupun menyeluruh.
PT Bestprofit