"Penerimaan Pajak kita meningkat. Kalau kita lihat Malaysia dan Thailand bisa 15 persen dapat pajak dari GDP. Kalau kita 11 persen. Kalah enggak, kita enggak bisa bayar guru yang baik," jelasnya.
Bahkan, Sri Mulyani tak bosan-bosan untuk mengingatkan manfaatnya bayar pajak. Menurutnya, uang pajak yang dibayarkan pengusaha bisa digunakan untuk setiap sendi kehidupan."Saya sudah sering kata uang pajak ini bisa bangun rumah sakit, memperbaiki jalan, bisa untuk renovasi sekolah," tegasnya.Sri Mulyani menambahkan saat ini Indonesia punya register WP 32,7 juta orang dan hanya 12,7 juta yang bayar pajak. Yang lebih memprihatinkan penerimaan pajak untuk manufaktur relatif tidak ada.
"Konstruksi 25 persen yang sumbang pajak, tertinggi. Agak over diatas kontribusi GDP, yang bayar pajak kontruksi, keuangan, perdagangan, pertanian. Jangan sampai yang duduk di sini ada yang bayar pajak, ada yang enjoy so much (tidak bayar pajak). Adillah jangan ada yang over tax," pungkasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali menyindir pengusaha yang enggan membayar pajak. Hal ini dilakukan di hadapan para pemimpin (Chief Executive Officer/CEO) perusahaan nasional maupun multinasional yang digagas oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia.
"Saya ingin sampaikan kepada Apindo bantu saya sebagai CFO republik ini. Jangan sering datang ke saya untuk tidak bayar pajak. Datang ke saya untuk bayar pajak," tegasnya saat kantor Apindo, Jakarta, Jumat (3/2).Lebih lanjut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengakui saat ini penerimaan pajak memang meningkat terlebih kesuksesan dari program Tax Amnesty. Namun, jika dilihat dari negara tetangga, penerimaan pajak kita masih kalah.
Sri Mulyani Waspadai Sektor Manufaktur | PT Bestprofit Futures
"Mungkin pertanyaannya bukan pada defisit atau tidak tapi belanja dari defisit itu," tuturnya di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Jumat (3/2/2017). Menurut Sri Mulyani, tingginya pertumbuhan pendapatan per kapita hingga mencapai USD4.000 per tahun belum tentu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pemerintah perlu menggenjot ekonomi pada berbagai sektor. Di antaranya adalah pada sektor tersier. "Dari sisi supply side kalau kita lihat pertumbuhan Indonesia alami tumbuh gang sehat pada tersier sektor," imbuh Sri Mulyani.
Hanya saja, Sri Mulyani meminta kepada pengusaha untuk mewaspadai pertumbuhan pada sektor manufaktur. Pasalnya, selama era reformasi sektor ini belum berhasil tumbuh sesuai yang diharapkan sehingga dapat menjadi tantangan bagi dunia usaha di Indonesia. "Tapi yang diwaspadai adalah pada sektor manufaktur. Tapi kalau manufaktur sektor yang meningkat ini bisa variatif bagi ekonomi Indonesia. Jadi harus kita lihat sebagai salah satu hal yang harus dikembangkan," tutupnya
Ekonomi Indonesia diprediksi dapat tumbuh hingga di atas 5% sepanjang tahun 2017. Optimisme dari ini lahir karena besarnya potensi ekonomi yang pada tahun ini akan dimanfaatkan. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pemerintah pada tahun lalu memang melakukan pemangkasan anggaran. Hal ini sengaja dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga kestabilan fiskal demi keadaan keuangan negara dan kepercayaan investor dalam jangka panjang.
Pertanian Oke, Perkebunan Masih Lemah | PT Bestprofit
Futures
Menurutnya, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah pada sektor ini. Salah satunya adalah peningkatan investasi pada sektor pertanian. "Investasi penting untuk bisa ciptakan daya tarik, khususnya sektor sekunder yang juga penting. Pertanian untuk primer banyak sekali pemihakan yang dimasukkan. Tapi untuk perkebunan rakyat dia masih sangat relatif low dari pertumbuhan," tuturnya di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Nilai investasi di Indonesia bisa saja meningkat dan diarahkan pada sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Hanya saja, pemerintah perlu meningkatkan minat investor untuk melirik Indonesia dibandingkan negara lain. "Dari sisi persepsi, semakin kita kompetitif maka imbal hasil surat utang alami penurunan. Bayangkan pada tahun 2008 yang kita alami kesulitan," jelasnya.
Untuk itu, Sri Mulyani pun berharap agar seluruh pihak baik swasta ataupun dunia usaha dapat meningkatkan nilai investasi. Menurutnya, terdapat beberapa sektor yang dapat menjadi modal bagi Indonesia, di antaranya adalah predikat investment grade dari beberapa lembaga rating di dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani siang ini menemui puluhan pada pengusaha yang tergabung dalam asosiasi pengusaha Indonesia. Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani yang batal ditemani oleh Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar pun memberikan penjelasan panjang lebar mengenai ekonomi Indonesia.Selain membahas ekonomi pada sektor makro, Sri Mulyani di hadapan para pengusaha juga membahas mengenai keadaan ekonomi pada sektor riil di Indonesia.