Joko Driyono juga mengungkapkan kisaran total denda yang dijatuhkan kepada klub-klub peserta TSC 2016 mencapai total 3 miliar rupiah. Namun, bagi Dirut PT GTS itu tidak ada masalah dengan denda karena klub-klub sudah membayarnya melalui dana kontribusi komersial yang memang diberikan kepada klub."Semua klub sudah membayar denda dan tak ada masalah penunggakan. Klub menerima dana kontribusi komersial di awal turnamen.
Selain itu, nanti akan ada merit system dari hak siar televisi dan kontribusi klub dalam kompetisi. Denda-denda itu bisa dipotong dari dana-dana tersebut," ujarnya.Di sisi lain, Persija Jakarta mengakhiri TSC 2016 dengan hasil yang tidak memuaskan. Klub ibu kota itu hanya bertengger di posisi ke-14 dari 18 tim yang berkompetisi dengan hanya meraih 35 poin dari 34 laga yang mereka mainkan.
Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta (GTS), Joko Driyono, mengungkapkan Persija Jakarta menjadi tim yang mendapatkan denda terbesar selama penyelenggaraan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Joko Driyono mengungkapkan denda kepada Macan Kemayoran mencapai 600 juta rupiah.
Persija mendapatkan beberapa hukuman dari Komisi Disiplin PT GTS untuk serangkaian pelanggaran yang dilakukan oleh suporter. Joko Driyono mengungkapkan tim Macan Kemayoran itu pada akhirnya menjadi klub yang memiliki total denda paling besar hingga TSC 2016 berakhir."Persija menjadi klub yang paling banyak mendapatkan denda. Kisaran dendanya antara 500 hingga 600 juta rupiah," ujar Joko Driyono dalam konferensi pers akhir musim TSC 2016 di Gedung SCTV Tower, Rabu (21/12/2016).
Persija memang mengalami banyak masalah sepanjang TSC 2016 hingga berujung denda. Flare yang dinyalakan suporter Persija saat pertandingan, terutama di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dan Stadion Manahan, Solo, yang menjadi markas Persija di TSC 2016 adalah salah satu pelanggaran yang berujung denda.
TSC 2016 Sukses, Joko Driyono Belum Puas | PT Besprofit Futures Pusat
Namun, Joko Driyono tidak puas begitu saja dengan pencapaian yang diraih oleh timnya beserta partner dalam menyelenggarakan TSC 2016. Menurutnya, sepak bola Indonesia masih dalam posisi mengejar keunggulan dari sejumlah negara-negara pesaing, terutama di kawasan Asia Tenggara, seperti Thailand dan Malaysia."Kami tetap belum puas dengan kondisi yang kami capai. Kami harus mengejar keunggulan negara-negara lain di ASEAN dan dalam kompetisi global. Harapannya agar sepak bola Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pasar sepak bola di sini besar, sepak bola Indonesia harus menjadi pilihan utama dari semua sepak bola yang ada di dunia," lanjut Joko Driyono.
Sebagai master dari penyelenggaraan kompetisi di Indonesia, Joko Driyono tidak luput dari teka-teki penyelenggaraan kompetisi pada 2017. Namun, Waketum PSSI itu hingga saat ini masih menyatakan bahwa Maret 2017 masih menjadi waktu yang ideal untuk memulai musim kompetisi sepak bola yang baru di Indonesia.Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo telah berakhir dan melahirkan Persipura Jayapura sebagai juara. Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta, Joko Driyono, mengakui berkat komitmen seluruh pihak TSC 2016 berjalan sukses. Namun, Wakil Ketua Umum PSSI itu juga merasa belum puas karena sepak bola Indonesia masih harus mengejar keunggulan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Selama kurang lebih delapan bulan, sejak 29 April 2016, TSC 2016 bergulir dan telah berakhir pada Minggu (18/12/2016). Persipura Jayapura yang sempat terseok-seok di awal turnamen akhirnya keluar sebagai juara setelah bersaing ketat dengan Madura United dan Arema Cronus dalam perjalanan sebanyak 34 pertandingan.Joko Driyono sebagai Dirut PT GTS yang menjadi operator berlangsungnya turnamen mengaku perencanaan dan pelaksanaan turnamen tereksekusi dengan baik. Komitmen bersama para partner, seperti Torabika, Emtek Group, IM3 Ooredoo, Kuku Bima, dan BTPN, berjalan baik membuat TSC 2016 berakhir dengan positif.
"Secara umum apa yang telah direncanakan bisa tereksekusi dengan baik. PT GTS memulai dengan melakukan pertemuan intens dengan pemegang saham, dalam hal ini klub-klub. Perencanaan itu bisa tereksekusi dengan baik," ujar Joko Driyono dalam konferensi pers akhir musim TSC 2016 di SCTV Tower, Rabu (21/12/2016)."Komitmen untuk menjual produk kompetisi ini juga direspons dengan baik oleh partner. Komitmen partner untuk memenuhi kewajiban tentang hak-hak komersial itu pun tertunaikan. Oleh karena itu, kami merasa regulasi yang disepakati oleh teman-teman klub dan berkat partner yang memegang kuat komitmen, membuat ini semua bisa selesai dengan sangat positif," lanjut pria yang juga kini menjadi Wakil Ketua Umum PSSI itu.
Sanksi Terbanyak, Persija Jakarta Harus Bayar Denda Rp 500 Juta | PT Bestprofit Futures Pusat
"Komite Disiplin ISC mencatat setidaknya hampir Rp 3 milyar hanya untuk denda," tambahnya
Angka yang terbilang tinggi itu masih menjadi kendala bagi masing-masing klub untuk melunasinya.
Namun demikian, Joko memiliki solusi dengan cara memotong kontribusi komersial tiap bulan dan tv rating dan sharing yang hubungannya dengan prestasi."Subsidi hak siar yang seharusnya didapat setiap bulan akan ditahan bagi klub yang mendapat denda," tutupnya.
Persija Jakarta menjadi klub paling banyak menerima sanksi dalam ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016.Hal itu ditegaskan CEO PT Gelora Trisula Semesta (GTS), Joko Driyono dalam acara konferensi pers final season ISC di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
"Denda Persija terbanyak mencapai lebih kurang Rp 500 juta. Denda itu dari pelanggaran yang dibuat termasuk dari ulah para suporternya saat pertandingan," terang pria yang juga menjabat Wakil Ketua Umum PSSI tersebut.Selama gelaran ISC bila ditotal ada denda senilai Rp 3 milyar dari berbagai tindak pelanggaran yang dilakukan seluruh klub.
BestProfit