"Kita mendorong (timnas) supaya menang, berdoa menang. Dampaknya akan strategis kalau AFF kita menangkan," kata Aher kepada wartawan di Gedung Sate, Bandung, Rabu (14/12).
Menurutnya, kemenangan akan menjadi spirit besar bagi kebangkitan olahraga di Indonesia. Selain itu, hal tersebut akan menjadi kepercayaan diri akan bertambah. Sehingga semua pihak harus serius.
Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher mendoakan agar tim nasional Indonesia bisa meraih kemenangan dalam laga final piala AFF malam ini melawan Thailand, Rabu (14/12). Jika berhasil menjadi kampiun maka akan meningkatkan kepercayaan diri sepakbola Indonesia.
Ia menuturkan, pihaknya mendorong pelatih dan official untuk menang melawan Thailand. Terkait dengan prediksi skor pihaknya berharap Timnas Indonesia menang. Pertandingan pertama final AFF antara Timnas Indonesia melawan Thailand akan dilaksanakan di Stadion Pakansari, Rabu (14/12) malam.
Produktivitas Gol Thailand di Piala AFF Bikin Timnas "Diuntungkan" | PT Bestprofit Futures Pekanbaru
Menariknya, Thailand selalu gigit jari akibat keok dari finalis lain setiap kali menemui situasi semacam ini (2008 dan 2012).Empat titel juara Piala AFF diraih ketika tabungan gol mereka kurang dari atau setara dengan rival di final (1996, 2000, 2002, 2014).Apakah kontradiksi Indonesia dan Thailand bakal menentukan hasil akhir final Piala AFF?Jika benar, maka Laskar Merah-Putih berpeluang mengukir tinta emas sekaligus membawa pulang trofi perdana sepanjang sejarah.
Terdapat siklus unik di Piala AFF, terutama menjelang final. Fakta sejarah menyebutkan bahwa tim yang paling rajin menjebol gawang lawan hampir selalu menemui kegagalan dalam upaya merengkuh trofi juara.Indonesia (1998, 2000, 2002, 2004, 2010), Thailand (2008, 2012), Malaysia (1996), dan Vietnam (2014) pernah terkena kutukan ini.Pengecualian buat Singapura, yang berhasil menjuarai Piala AFF dengan predikat tim tertajam.Khusus Indonesia, empat edisi yang disebut terakhir menghasilkan prestasi runner-up.Dengan kata lain, Laskar Merah-Putih memiliki kecenderungan produktif setiap kali berkesempatan menjejak final pada masa lalu.
Anomali terjadi pada Piala AFF 2016, ketika Indonesia menembus final Piala AFF tanpa embel-embel tertajam.Boaz Solossa cs "hanya" mengemas 10 gol (rata-rata dua gol per laga) dan kalah banyak dari Thailand (12 gol).Rasio gol Indonesia bahkan termasuk paling rendah dibandingkan empat partisipasi terdahulu saat mencapai final Piala AFF, yakni 2000 (tiga gol per laga), 2002 (empat gol per laga), 2004 (3,5 gol per laga), dan 2010 (tiga gol per laga).Di lain kubu, kecenderungan Thailand rupanya berbanding terbalik dari Indonesia.Inilah kali ketiga Tim Gajah Perang melangkah ke final Piala AFF bermodalkan ketajaman yang melebihi pesaing-pesaing menjelang klimaks turnamen.
'Indonesia Bisa Kalahkan Thailand' | PT Betsprofit Futures Pekanbaru
Menengok pengalaman kedua kesebelasan, Indonesia memang berada di bawah Thailand.
Dominasi Gajah Putih atas Garuda di 63 laga kedua negara, tercatat 17 kali berakhir imbang. Sebanyak 29 partai di antaranya, dimenangkan oleh Thailand. Indonesia, terakhir kali mengandaskan Thailand pada Piala AFF 2010. Ketika itu, skor berakhir 2-1.
Partai terakhir kedua negara, terjadi di laga pembuka Piala AFF 2016, pada 19 November lalu.
Ketika itu, Thailand membobol gawang Kurnia Meiga sebanyak empat kali. Namun, dua bomber skuat Garuda, Boaz Solossa dan Lerby Elliandry masing-masing mencetak satu gol dalam waktu tak sampai tiga menit. Skor pertandingan perdana Grup A, ketika itu berakhir 4-2.
Dua gol milik Indonesia itu, menjadi kebobolan telak bagi Thailand selama Piala AFF tahun ini. Sebab, tak ada satupun negara lawan yang berhasil menembus gawang yang dijaga Kawin Thamsa selama pesta sepak bola terakbari di kawasan tersebut. Menurut Riedl, dua gol itu menjadi pengalaman baik untuk mengetahui kelemahan skuat tamu. "Kami percaya diri, untuk bisa melakukannya lagi (mencetak gol kembali)," sambung dia.
Pada laga leg pertama ini, skuat Indonesia memang semestinya menjaga gawang agar tak kebobolan. Jika pun harus kecolongan, skuat Garuda harus mampu menahan skor imbang. Sebab, hasil laga di Pakansari, bakal menjadi modal pasukan Merah Putih, saat laga tandang final leg kedua di stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12) mendatang. Skor agregat menjadi penentu kesebelasan mana yang berhak mengangkat Piala AFF di podium utama tahun ini.
Timnas Indonesia, akan menjamu Thailand, di stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat (Jabar) pada Rabu (14/12). Laga kedua negara, menjadi babak pembuka pertandingan final Piala AFF 2016.
Skuat Gajah Putih diakui bukan lawan gampang bagi kesebelasan tuan rumah.
Tapi, skuat Garuda, ingin mencatatkan sejarah sebagai penguasa sepak bola di Asia Tenggara. Pelatih timnas Garuda, Alfred Riedl yakin, para pemain besutannya, bisa mengimbangi Thailand.
"Kami punya kesempatan membuat sejarah, dan kami punya tim yang cukup kuat untuk bisa mengalahkan Thailand," kata dia, saat konfrensi persnya, pralaga di Sentul, Bogor, Selasa (13/12).
Riedl mengatakan, pertandingan final pertama, menguntungkan Indonesia. Sebab, bermain di kandang sendiri. Akan tetapi, bermain di rumah sendiri bukan tak menyimpan beban. Harapan masyarakat dan suporter timnas Garuda, tinggi mengharapkan pasukan Merah Putih mampu menang kali ini.
Karena itu, menurut dia, hasil maksimal harus didapat di laga leg pertama ini. Meskipun, pelatih asal Austria itu percaya, skuat pelatih Kiatisuk Senamuang itu, tak bakal tinggal diam membiarkan gawangnya di tembus dan kebobolan. "Kami menghadapi tim yang difavoritkan juara," ujar dia.
Dan Thailand, menurut Riedl, merupakan tim yang saat ini terkuat di kawasan ASEAN.
BestProfit