Pernyataan Ecclestone langsung menuai kecaman dari media Singapura. Mereka kesal sebab negaranya dicampakkan Ecclestone kendati rutin membayar uang lisensi dalam jumlah yang tinggi, plus membantu melebarkan popularitas F1 di kawasan Asia.Singapura membayar uang lisensi sebesar 65 juta dolar atau sekitar Rp8745 miliar per tahun, tertinggi ketiga setelah Abu Dhabi dan Malaysia. "Tapi bukan rahasia lagi jika Singapura memang ingin membayar dalam nominal yang lebih rendah," tutur Philip Goh, Editor desk olahraga Channel News Asia seperti dikutip Ibtimes.co.uk, Selasa (22/11/2016).
Goh menambahkan, Ecclestone diyakini masih percaya pada Singapura kendati jumlah penonton lewat TV menurun. "Anda (Ecclestone) lebih butuh Singapura daripada Singapura membutuhkan Anda," kecamnya.Setelah dikritik, Ecclestone langsung menarik pernyataannya. Saat diwawancara media Singapura lainnya, The Strait Times, pria berusia 86 tahun mengaku ucapannya hanya disalahartikan. Ia justru mengaku sangat berharap bisa melanjutkan kerja sama dengan Singapura dalam jangka waktu yang lebih lama."Semua orang senang berada di Singapura dan kami tidak ingin kehilangan mereka. Kata-kata saya ditelan dengan cara yang lucu. Apa yang saya katakan sederhana, cuma belum ada kesepakatan sejauh ini," ucap Ecclestone mengklarifikasi pernyatannya."Negosiasi sedang berjalan dan akan menemui titik temu sebentar lagi, saya yakin sebelum akhir tahun. Kami ingin memperpanjang kontrak dan lihat saja apa yang terjadi nanti," tegasnya.
CEO Formula 1 Bernie Eccletone dikritik lantaran menyebut Singapura bakal berhenti gelar balapan F1. Pria asal Inggris itupun meralat pernyatannya dengan mengaku hanya bercanda.Ecclestone sempat membuat gempar warga Singapura lantaran berujar jika Formula 1 terancam tidak lagi digelar di sana. Kontrak balapan yang berakhir 2017, kemungkinan tidak akan diperpanjang.Alasannya, Ecclestone menilai Singapura sudah tidak lagi perlu Formula 1 untuk mengenalkan negaranya di dunia internasional. "Singapura merasa sudah tidak lagi menjadi negara transit. Sekarang, mereka merasa telah mencapai tujuannya, jadi mereka tidak butuh gelaran F1 lagi," ucap Ecclestone saat diwawancara media Jerman Auto Motor Und Sport, Minggu (20/11/2016).
Malaysia Tak Akan Jadi Tuan Rumah Formula 1 Setelah 2018 | PT Bestprofit Futures
”(Dari) perspektif jangka panjang, ini mungkin merupakan kesepakatan yang tepat karena lebih mahal dan tidak lagi atraktif,” ujar sang menteri, menurut rekaman audio yang didengarkan oleh Reuters.Malaysia mempertimbangkan membatalkan balapan itu karena penurunan penjualan tiket dan penonton televisi.Pada pagi hari, penguasa Formula 1, Bernie Ecclestone, menyuarakan masa depan olahraga ini di Asia Tenggara dengan menyampaikan kepada majalah Jerman bahwa Singapura tidak lagi ingin menjadi tuan rumah Grand Prix setelah kesepakatan saat ini habis pada tahun depan.
Grand Prix Malaysia terakhir kali diselenggarakan pada Oktober, ketika pembalap Australia, Daniel Ricciardo, mengklaim kemenangan perdananya musim ini.Perusahaan minyak negara Petronas merupakan sponsor utama untuk balapan Formula 1 di Kuala Lumpur. Perusahaan itu mendapat hantaman keras dari penurunan harga minyak dunia belakangan ini.
Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia Nazri Abdul Aziz, pada Senin, 21 November 2016, mengatakan negaranya tidak akan menjadi tuan rumah Grand Prix Formula 1 setelah kontrak kedaluwarsa pada 2018.“Tidak lagi (menjadi tuan rumah Grand Prix Formula 1) setelah 2018,” kata Nazri kepada para pewarta pada parlemen ketika ditanyai tentang laporan-laporan negara tersebut mengenai pertimbangan penghentian balapan tahunan itu, seperti dilaporkan Reuters.
Penonton Terus Merosot, Malaysia Stop Gelar Balapan F1 Setelah 2018 | PT Bestprofit Futures
"Kehadiran penonton F1 menurun dan sekarang daya tariknya kurang. Kami menghabiskan RM 300 juta (US$ 68 juta) per tahun," tambahnya.Sebelumnya, CEO Sirkuit Sepang Datuk Ahmad Razlan Ahmad Razali mengatakan, penjualan tiket Grand Prix Malaysia musim ini hanya mencapai 60 % dari total tiket yang tersedia. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penjualan tiket untuk MotoGP 2016 yang telah habis terjual.
Sirkuit Sepang pertama kali menggelar seri balap F1 pada 1999. Hingga tahun ini, tercatat ada 10 pebalap yang berhasil menjadi juara GP Malaysia.Pebalap Jerman, Sebastian Vettel, menjadi yang paling sukses sepanjang penyelenggaraan GP Malaysia dengan empat kemenangan.Catatan ini melewati rekor pebalap legendaris F1, Michael Schumacher (Jerman), dan Fernando Alonso (Spanyol). Kedua pebalap tersebut masing-masing memegang tiga kemenangan di Sirkuit Sepang.
Malaysia tidak akan menjadi tuan rumah Grand Prix Formula 1. Tepatnya, setelah masa kontrak penyelenggaraan berakhir pada tahun 2018."Perjanjian saat ini adalah dari tahun 2016 ke 2018. Jadi sekali yang berakhir, tidak akan ada lebih (F1 di Malaysia)," kata Tourism Malaysia dan Menteri Kebudayaan Nazri Abdul Aziz sebagaimana dilaporkan Reuters mengutip Malay Mail, Senin (18/11).
Nazri Abdul menyebut ajang jet darat ini sudah tidak menarik lagi. Terbukti, mulai turunnya penonton di sirkuit Sepang.
BestProfit