Lain halnya dengan Marquez, Ia mengaku bahwa sekarang saatnya Ia tampil lebih kalem (tidak ngotot). Ia sadar bahwa sirkuit ini tidak sesuai dengan karakter motornya sekarang dan akan kesulitan mengejar jika kesulitan. Sementara Ia harus mulai berhitung untuk meraih titel juara dunia dengan keunggulan poin yang lumayan besar di klasemen pembalap sementara.
Lalu bagaimana peluang Suzuki? mengingat mereka juga cukup tangguh melalui Maverick Vinales di beberapa seri. Mereka mengatakan belum berani pasang target tinggi jika berlangsung dalam kondisi trek kering. Faktor tenaga dan akselerasi motor serta masih kurang kuat di sisi pengereman, adalah hal yang membuat mereka kurang pede.
Berbicara tentang peluang terbesar pembalap mana atau tim mana yang bakal meraih hasil terbaik di MotoGP, banyak yang memprediksi bahwa Yamaha punya peluang yang paling besar. Tapi dari sisi karakter sirkuit, Ducati yang juga punya kelebihan di stop & go, harusnya juga punya peluang.
Menurut prediksi beberapa kalangan termasuk dari pembalap MotoGP itu sendiri (Marc Marquez dan Valentino Rossi), bahwa Yaamaha di atas kertas punya keunggulan tersendiri. Tapi dari sisi karakter sirkuit dan karakter motor, Ducati bisa menyodok posisi terbaiknya. "Di atas kertas kami memiliki keunggulan. Tapi pastinya butuh setup yang juga pas untuk mewujudkan semua itu," klaim Rossi.
Tapi namanya laga di kandang tim sendiri, rasanya Vinales bakal berupaya keras untuk paling tidak bersaing merebut posisi finish podium. "Saatnya tampil lebih tenang dan tidak ngotot. Kami tahu secara hitungan kami tidak cukup kompetitif saat ini untuk karakter Motegi. Jadi rasanya saya takkan tampil ngotot untuk meraih kemenangan. Tapi jelas kami akan berupaya melakukan yang terbaik agar meraih hasil terbaik."
Lalu bagaimana peluang Ducati untuk tampil meraih kemenangan di Motegi? mungkin saja ini terjadi. Jangan lupa, mereka sangat perkasa di zona pengereman berat dan zona akselerasi full. Bayangan di Sirkuit Red Bull Racing mungkin bisa jadi patokannya. Motor asal Italia itu tampil superior dari awal hingga akhir balapan.
Tantangan terbesar Ducati di Motegi adalah karena banyak kombinasi tikungan S atau tikungan kecil-kecil, sehingga setup presisi geometry motor mereka masih perlu perbaiki. Sementara Yamaha, memang sedikit lemah di zona akselerasi, namun akan sangat terbantu di zona pengereman berat dan juga tikungan-tikungan kecil tadi.
Jorge Lorenzo: Belum mustahil juarai MotoGP 2016 | PT. Bestprofit Futures Bandung
"Secara matematis, memang belum mustahil untuk menjadi juara dunia, namun memang sudah sangat sulit. Tapi saya akan tetap berusaha melakukan yang terbaik di atas motor. Salah satu kekuatan saya adalah fokus. Semoga saya bisa menjalani pekan balap yang baik di Jepang," ujarnya kepada Marca.
Meski masih berharap bisa menjadi juara dunia 2016, Lorenzo mengaku sudah tak terlalu berambisi lagi merebutnya, dan lebih fokus memperebutkan peringkat runner up dengan Valentino Rossi. Tahun depan, ia pun akan mencoba lagi bersama Ducati Corse.
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo secara matematis memang masih berpeluang mempertahankan gelar dunia musim ini, namun juga mengakui bahwa peluangnya tersebut begitu sempit, mengingat ia tertinggal 66 poin dari pemuncak klasemen, Marc Marquez.Dengan empat seri tersisa, masih ada 100 poin yang bisa diraih, namun Lorenzo meyakini merebut gelar tidaklah mudah akibat margin poin yang begitu besar dengan Marquez. Ia pun mengaku hanya akan fokus memperebutkan kemenangan di Motegi, Jepang akhir pekan ini.
"Saya adalah orang yang sangat beruntung, karena saya selalu berhasil mewujudkan semua mimpi saya sejauh ini, bahkan melebihi dari dugaan saya: lima kali juara dunia. Jika saya bisa meraih satu gelar lagi, maka saya akan sangat senang. Tapi jika tidak, saya juga akan tetap menganggapnya kesuksesan,".
Ini Skenario Marquez Bisa Juarai GP Jepang | PT. Bestprofit
FutureS Bandung
Kelima pembalap itu secara matematis memang masih berpeluang untuk juara. Namun untuk Pedrosa dan Vinales nyaris mustahil untuk menjadi juara dunia Motogp 2016 mengingat balapan tinggal empat seri lagi, yakni di Jepang, Australia, Malaysia, dan Valencia.
Maka, Marquez akan mendapatkan 273 poin. Sementara Rossi akan mengumpulkan 197 poin dan Lorenzo punya 195 poin. Dengan hanya tiga sisa balapan, hanya akan ada 75 poin maksimal. Kendatipun Rossi menyapu bersih tiga seri itu, dia hanya akan mendapat 272 poin, atau Lorenzo yang menyapu bersih akan mengumpulkan 270 poin.
Marc Marquez bisa saja mengunci gelar juara dunia Motogp 2016 di GP Jepang akhir pekan ini. Secara matematis peluang itu memang ada, kendati memang sangat sulit untuk diwujudkan.Marquez saat ini memimpin klasemen pembalap sementara Motogp 2016 dengan koleksi 248 poin. Dia unggul cukup jauh dari Valentino Rossi di posisi kedua dengan 196 poin dan Jorge Lorenzo di posisi ketiga (182 poin). Di lima besar ada Dani Pedrosa (155 poin) dan Maverick Vinales (149 poin).
Itu artinya hanya ada 100 poin maksimal yang didapat oleh seorang pembalap. Jika Pedrosa dan Vinales ingin juara, salah satu mereka harus menyapu bersih empat laga sisa dengan catatan Marquez, Rossi, dan Lorenzo harus tak dapat poin di empat laga sisa. Dan itu dirasa nyaris mustahil.Kesempatan besar tentu dimilki Marquez yang berada di posisi teratas. Bahkan pembalap Repsol Honda itu bisa menjadi juara di GP Jepang, akhir pekan ini. Syaratnya, Marquez harus bisa mengumpulkan 24 poin lebih banyak dari Rossi dan mendapat 10 poin lebih banyak dari Lorenzo.
Itu artinya, jika ingin juara di Motegi, Marquez harus finis di urutan pertama dan Rossi finis di posisi ke-15 atau lebih rendah. Selain itu Lorenzo juga harus finis maksimal di posisi keempat. Dengan skenario itu, Marquez akan mendapat tambahan 25 poin (finis urutan pertama), Rossi mendapat 1 poin (finis ke-15), dan Lorenzo dapat 13 poin (finis keempat).