Menurut Toni, PSSI setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp 4-5 miliar untuk menggelar kongres berkaca pada penyelenggaraan kongres beberapa bulan lalu."Jadi kalau dihitung dua hari satu malam plus makan malam besar dan sarapan memang sekitar Rp 4-5 miliar. Apalagi jumlah pesertanya juga lumayan banyak 500-an orang. Karena perhitungan kami, anggota yang wajib datang ada 107 orang x 2 ( ketua dan sekretarisnya). Kemudian tim peninjau dan non-voter yang ikut berpartisipasi seperti dari divisi utama dan lainnya sekitar 150 orang. Itu belum ditambah panitia dan exco dan panitia di Makassar. Mereka kami ajak juga ke Jakarta. Jadi kurang lebih sekitar itu jumlah orangnya," paparnya.Toni pun merasa tidak perlu meminta bantuan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) karena yang bersangkutan pun tidak punya dana cukup.
"Kemenpora kewalahan tidak ada uang, kemudian sedang disclaimer. Dua tahun berturut-turut tidak pandai mempertanggung jawabkan keuangan. Ya kita jaga-jagalah jangan sampai kita terseret-seret. Monggo silakan teman-teman K-85 yang ingin minta-minta ke Kemenpora," ungkap dia. Meski demikian, Toni tetap optimistis kongres bakal bisa digelar meski menyisakan waktu dua minggu lagi.
PSSI membantah tuduhan K-85 yang kesulitan mencari hotel karena kas sedang kosong. "Omong kosong," demikian kata Anggota Exco Toni Apriliani.Seperti diberitakan sebelumnya, Kelompok 85 (K-85), heran dengan pernyataan PSSI yang kesulitan mencari hotel sebagai venue kongres. Padahal penyelenggaraan kongres akan dimulai dua pekan lagi.
Juru Bicara K-85, GH Sutejo, menduga kalau itu cuma alasan PSSI dan menyebut kondisi sebenarnya adalah kas atau dana PSSI sedang kosong.
"Dua minggu ini tidak ada masalah. Kan tinggal menggeser saja tidak harus dari titik nol lagi, tidak dari titik kick off. Jadi tinggal memindahkan saja.""Dan sekali lagi bagi teman-teman yang menyebut K-85, tidak boleh berpikir negatif, tidak boleh menduga-duga, kalau mau bantu, bantulah dengan sebaik-baiknya. tidak membuat gaduh terus. Kami memang belum dapat hotel dan memang belum menentukan," pungkasnya.
Tony Apriliani selaku anggota Exco membantah keras tuduhan tersebut. Menurutnya, K-85 lebih baik membantu ketimbang berbicara omong kosong seperti itu. "Pertama urusan tempat adalah urusan kami, federasi. Jika K-85 mau ikut bantu, ya bantu saja. Jangan terus ada prediksi enggak ada duit, itulah inilah. Buat apa menduga-duga apalagi orang-orang yang di sana (K-85) adalah mantan Exco juga. Itu kan seperti mengaca pada dirinya sendiri," kata Toni kepada detikSport, Kamis (27/10/2016).
"Yang kedua, masalah anggaran kami sudah siap kok. Anggaran kami ada. Segala macam kami sudah prepare hanya memang lokasinya saja yang belum. Jadi bukan dicari-cari loh. Boleh di cek deh, ke hotel seperti hotel JW Marriot sampai Mulia, mereka rata-rata sudah full booking. Apa itu main-main?" "Memang bisa saja ada hotel yang menutup diri dengan alasan keamanan. Mungkin saja mereka berpikir jangan-jangan saat berlangsung kongres ribut atau ricuh, jadi menutup diri, kan bisa saja. Tapi kan kami juga memberikan jaminan dengan mengajak Mabes Polri ke sananya (saat pesan hotel). Jadi memang lokasinya saja yang belum dapat dan bukan masalah anggaran kosong. Bullshit (omong kosong) itu," sambungnya.
PSSI Adem Ayem, Kelompok 85 Pertanyakan Persiapan Kongres | PT Bestprofit Futures
Menurut Gusti, Kelompok 85 yang menaungi lebih dari 90 pemilik suara PSSI itu berharap kongres pemilihan dapat dilaksanakan dengan aman dan kondusif. Jika kongres berjalan kondusif, maka akan menghasilkan keputusan yang terbaik untuk reformasi PSSI.Anggota Komite Eksekutif PSSI Tony Aprilani membantah tudingan tak serius persiapkan kongres pemilihan di Jakarta. Tony mengatakan tim dari PSSI sudah bergerak mencari hotel-hotel terbaik bintang lima di Jakarta."Tapi hasilnya di tanggal itu hotel-hotel sudah dipesan semua. Kami ada buktinya kok," kata Tony ketika dihubungi Tempo, kemarin.Menurut Tony, PSSI juga mengajak Mabes Polri mencari hotel lokasi kongres. Tujuannya agar Mabes Polri bisa memperkirakan keamanan lokasi hotel yang bakal dipakai kongres.
"Kalau soal dipindah ke luar Jakarta, itu sebatas wacana saya. Tapi kami tak tutup kemungkinan itu," tambah Tony.
Tony juga membantah tudingan PSSI tak punya dana untuk menggelar kongres di Jakarta. Menurut dia, FIFA dan AFC akan memberikan bantuan dana ke PSSI."Seharusnya Menpora konsekuen dengan keinginannya menggelar kongres di Jakarta. Seharusnya ikut membantu dana ke kami. Tapi nyatanya Menpora tak membantu dengan alasan efisiensi anggaran," kata Tony.
Mayoritas pemilik suara federasi sepak bola Indonesia atau Kelompok 85 mempertanyakan persiapan Kongres Pemilihan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia yang bakal dilaksanakan di Jalarta, 10 November mendatang.Kuasa hukum Kelompok 85 Gusti Randa mengatakan sampai saat ini tak ada kabar perkembangan persiapan kongres dari PSSI. "Waktu tinggal dua pekan lagi, lokasi kongres di hotel mana kami pun belum dapat informasinya," kata Gusti ketika dihubungi Tempo, Kamis.
Sebelumnya, pengurus pusat PSSI sudah menetapkan pelaksanaan kongres di Makassar, 17 Oktober lalu. Sempat terjadi perbedaan dengan pemerintah yang menginginkan kongres digelar di Yogyakarta atau Jakarta. Akhirnya, FIFA memutuskan kongres diundur hingga 10 November 2016 di Jakarta.
Gusti Randa juga mempertanyakan kinerja PSSI yang belum mampu mencari hotel untuk lokasi kongres. Menurut dia, Jakarta merupakan lokasi paling strategis di Nusantara. Walhasil, banyak pilihan hotel di Jakarta. "Tapi nyatanya PSSI mengaku kesulitan cari hotel, kok tak masuk akal," kata Gusti.Pria yang menjabat Ketua Asosiasi PSSI Provinsi DKI Jakarta itu semakin curiga dengan sikap elit federasi sepak bola Indonesia. Musababnya, ketika rencana kongres di Makassar, 17 Oktober lalu, PSSI tampak begitu siap dan percaya diri.Bahkan PSSI berani mengklaim persiapan di Makassar hampir rampung ketika rapat dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga membahas lokasi kongres, dua pekan lalu. "Malahan kini ada wacana PSSI akan pindahkan lokasi kongres ke luar Jakarta seperti Bogor, Depok, atau Bekasi. Kenapa PSSI seperti takut sekali dengan Jakarta," kata Gusti.
Gusti juga mempertanyakan kondisi dana PSSI untuk menggelar kongres. Bisa jadi, faktor minimnya dana menjadi ganjalan PSSI mencari hotel lokasi kongres di Jakarta. "Bisa jadi PSSI kekurangan dana, sebab sebelumnya pernah ajukan anggaran ke Kemenpora untuk kongres dan tim nasional," kata dia.Juru bicara Kelompok 85 Gatot Haryo Sutedjo sependapat dengan Gusti. Sutedjo pun khawatir masalah dana malah berpotensi membuat kongres pemilihan PSSI tertunda lagi. "Kami sarankan agar PSSI meminta bantuan Menpora untuk dapatkan solusi," kata Sutedjo dalam siaran persnya, kemarin.Gusti Randa juga mengatakan Kelompok 85 punya rencana untuk mengirimkan surat ke PSSI yang isinya meminta kepastian pelaksanaan kongres. Bahkan Kelompok 85 juga akan mengirimkan surat ke FIFA untuk meminta asosiasi federasi sepak bola dunia itu mengawasi kinerja PSSI dalam persiapkan kongres. "Kami juga akan lakukan aksi jika PSSI tak juga memberikan kejelasan," kata Gusti.
Jubir Kelompok 85: PSSI Jangan Bermanuver | PT Bestprofit Futures
"Kami masih belum dapat hotel," kata Toni Apriliani.Dia menyatakan juga, PSSI tetapmempersiapkan pelaksanaan Kongres Pemilihan itu, hanya saja masih kesulitan mendapatkan hotel."Kami harus dapat hotel yang baik, sehingga peserta merasa aman dan nyaman," jelas Toni Aprialini.GH Sutejo menyatakan, kalau memang PSSI kesulitan menyelenggarakan Kongres Pemilihan, serahkan saja ke voter, sejauh itu diperbolehkan dalam Statuta FIFA.
"Saya tidak percaya kalau PSSI benar-benar tak bisa mendapatkan hotel untuk sekitar 250-an orang, baik pemilik suara atau seluruh kandidat Exco PSSI 2016-2020," ujar jubir kelompok pendukung Pangkostrad Edy Rahmayadi itu.GH Sutejo kemudian mencoba menghubungi beberapa hotel di Jakarta. Ia melakukan komunikasi dengan manajemen Hotel Borobudur.Dari komunikasinya dengan bagian reservasi, ia mendapatkan keterangan bahwa masih ada beberapa ruangan besar di Hotel Borobudur yang bisa dimanfaatkan pada 10 November 2016 nanti.Demikian juga dengan Hotel Sultan. Bagian reservasi dari hotel di kawasan Senayan itu menyatakan bahwa untuk 10 November itu masih ada ruangan (baalroom) dan kamar-kamar untuk 300-an orang.
Juru bicara Kelompok 85, Gatot Hariyo Sutejo, menegaskan, PSSI jangan bermanuver terkait pelaksanaan Kongres Pemilihan Exco PSSI."Jangan bermanuver, jangan berlebihan," tegas GH Sutejo, Kamis (27/10) sore di Bogor."Exco PSSI jangan buat pernyataan yang kontra produktif, membuat resah voter," kata Ketua Pengcab PSSI Jakarta Timur dan Ketua Asosiasi Pelatih Sepakbola Nasional Indonesia (APSNI) itu.PSSI melalui Toni Apriliani, salah seorang anggota Exco-nya, Rabu (26/10) sebelumnya menyatakan bahwa sampai saat ini PSSI masih kesulitan untuk mendapatkan hotel di Jakarta untuk pelaksanaan Kongres Pemilihan Exco PSSI 2016-2020. Kongres sudah diputuskan digelar di Jakarta pada 10 November 2016.
Best Profit